TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menlu Yordania Bujuk Iran Tahan Diri dari Serang Israel

Yordania berupaya redam ketegangan di Timur Tengah

Ilustrasi bendera Iran. (unsplash.com/sina drakhshani)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi, melakukan kunjungan langka ke Iran pada Minggu (4/8/2024). Kunjungan ini merupakan upaya diplomatik untuk mencegah perang yang lebih luas di kawasan Timur Tengah, menyusul serangkaian pembunuhan pemimpin militan sekutu Iran.

Safadi menjadi pejabat senior Yordania pertama yang berkunjung secara resmi ke Iran dalam lebih dari dua dekade terakhir. Langkah ini diambil di tengah meningkatnya ketegangan regional pascatewasnya komandan senior Hizbullah dan pemimpin politik teratas Hamas, Ismail Haniyeh. Israel diduga menjadi dalang dibalik tewasnya kedua tokoh ini.

Kunjungan ini menunjukkan urgensi situasi, mengingat Iran, Hizbullah, dan Hamas telah bersumpah akan membalas pembunuhan tersebut. Yordania, yang berbatasan langsung dengan Israel di timur, berisiko terkena dampak langsung jika terjadi eskalasi konflik di kawasan.

Baca Juga: Yordania Tangguhkan Penerbangan ke Lebanon, Hindari Israel

1. Yordania: Timur Tengah hanya akan aman jika perang di Gaza berhenti

Selama kunjungannya, Safadi bertemu dengan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani, dan Presiden Iran yang baru terpilih, Masoud Pezeshkian. Dalam pertemuan tersebut, Safadi menegaskan bahwa ketegangan di kawasan hanya akan berakhir dengan penghentian perang di Gaza.

"Kami menginginkan kawasan kami hidup dalam keamanan, perdamaian, dan stabilitas, dan kami ingin eskalasi berakhir," ujar Safadi, seperti dikutip dari Associated Press.

Menanggapi kunjungan tersebut, Presiden Pezeshkian menyatakan bahwa pembunuhan Haniyeh adalah kesalahan besar rezim Zionis (Israel) yang tidak akan dibiarkan begitu saja. Pernyataan ini mengindikasikan tekad Iran untuk membalas, meskipun bentuk pembalasan tersebut belum jelas.

2. Yordania berada di posisi sulit

Yordania berada dalam posisi yang sangat sulit. Di satu sisi, negara ini bekerja sama dengan pasukan Amerika di bawah payung Komando Pusat AS dan bekerja sama erat dengan militer lain, termasuk Israel dan Arab Saudi. Bahkan, Yordania telah membantu mencegat puluhan rudal dan drone yang ditembakkan Iran ke arah Israel pada April lalu.

Namun di sisi lain, Yordania menghadapi demonstrasi massal yang mendukung Gaza dan mengecam tindakan Israel. Lebih dari setengah populasi Yordania adalah warga Palestina atau keturunan Palestina, yang membuat sentimen pro-Palestina sangat kuat di negara tersebut.

"Kami telah memulai dialog mendalam yang kami selesaikan sekarang, dalam kerangka konsultasi tentang bagaimana posisi kami bisa jelas dalam mengutuk kejahatan yang dilakukan, dan dalam menekankan perlunya menghormati kedaulatan Iran dan hukum internasional, sambil pada saat yang sama melindungi kawasan kami dari konsekuensi bencana," tegas Safadi.

Baca Juga: Iran Klaim Ismail Haniyeh Tewas karena Proyektil 

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya