TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Macron Tunda Pergantian PM Prancis hingga Olimpiade Paris 2024 Usai 

Koalisi sayap kiri tak sabar menunjuk PM Prancis baru

Presiden Prancis, Emmanuel Macron. (twitter.com/Emmanuel Macron)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan untuk mempertahankan pemerintahan sentris hingga Olimpiade Paris selesai pada pertengahan Agustus 2024. Keputusan ini dinilai mengabaikan upaya koalisi sayap kiri yang memenangkan pemilihan parlemen untuk menunjuk perdana menteri baru.

Pemilihan parlemen bulan ini menghasilkan Majelis Nasional tanpa blok politik dominan untuk pertama kalinya dalam sejarah republik modern Prancis. Situasi ini memicu ketegangan politik dan perdebatan tentang arah kepemimpinan negara.

"Tentu saja kita perlu berkonsentrasi pada Olimpiade hingga pertengahan Agustus. Itu akan menjadi tanggung jawab saya untuk menunjuk perdana menteri dan menugaskannya membentuk pemerintahan, dengan dukungan seluas mungkin," ujar Macron pada Selasa (23/7/2024).

1. Sayap kiri tunjuk ekonom sebagai calon PM Prancis

Melansir dari The Guardian, hasil pemilihan parlemen Prancis telah memecah Majelis Nasional menjadi tiga blok politik utama. Koalisi sayap kiri New Popular Front (NFP) muncul sebagai kelompok terbesar dengan 193 kursi, diikuti oleh kelompok sentris Macron dengan 164 kursi, dan National Rally (RN) pimpinan Marine Le Pen dengan 143 kursi.

Menganggap diri mereka sebagai pemenang dengan kursi terbanyak, partai-partai sayap kiri telah berselisih selama berminggu-minggu mengenai calon perdana menteri. Akhirnya, mereka mencapai konsensus dengan memilih Lucie Castets, seorang ekonom dan pegawai negeri senior yang kurang dikenal publik.

"Saya menerima nominasi ini dengan kerendahan hati yang besar tetapi juga dengan keyakinan yang besar," kata Castets kepada AFP.

Ia menambahkan, salah satu prioritasnya adalah mencabut reformasi pensiun yang didorong Macron tahun lalu, serta reformasi pajak agar semua orang membayar bagian yang adil.

Baca Juga: Ke Prancis, Prabowo Disambut Macron di Istana Elysee

2. Macron tidak akan mengotak-atik pemerintahan hingga Olimpiade selesai

Macron mengatakan bahwa keputusannya untuk mempertahankan pemerintahan sementara bertujuan menghindari kekacauan selama penyelenggaraan Olimpiade Paris. Ia juga menyatakan, hingga pertengahan Agustus, Prancis sebaiknya tidak melakukan perubahan apapun karena akan menimbulkan kekacauan.

Dilansir Associated Press, Macron mendesak politisi dari sayap kiri moderat, tengah, dan kanan moderat untuk bekerja sama selama musim panas. Ia berargumen bahwa tanpa mayoritas mutlak, tidak ada blok utama yang dapat menerapkan platform politik mereka sepenuhnya.

"Pertanyaannya adalah mayoritas apa yang bisa muncul dari Majelis sehingga pemerintah Prancis bisa meloloskan reformasi, meloloskan anggaran, dan memajukan negara?" kata Macron, dilansir dari France 24

Ia menambahkan, partai-partai perlu keluar dari zona nyaman mereka dan mencapai kompromi.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya