TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Iran Dituduh Retas Email Tim Kampanye Donald Trump

Berkas tim kampanye Trump bocor

Donald Trump dan putranya, Eric Trump. (twitter.com/Eric Trump)

Jakarta, IDN Times - Tim kampanye kepresidenan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengklaim telah menjadi korban peretasan pada Sabtu (10/8/2024). Mereka menyatakan bahwa aktor Iran kemungkinan terlibat dalam pencurian dan penyebaran dokumen internal yang sensitif.

Klaim ini muncul sehari setelah Microsoft merilis laporan tentang upaya agen asing untuk mencampuri kampanye pemilihan AS 2024. Laporan tersebut menyoroti upaya unit intelijen militer Iran mengirimkan email phishing ke pejabat tinggi sebuah kampanye presiden pada Juni lalu.

Politico melaporkan bahwa mereka mulai menerima email dari akun anonim berisi dokumen internal Trump sejak 22 Juli 2024. Sumber anonim yang mengidentifikasi diri sebagai "Robert" mengirimkan apa yang tampak seperti komunikasi internal dari pejabat senior kampanye Trump.

1. Dokumen berisi kritik Vance ke Trump bocor

Dokumen yang bocor termasuk berkas riset tentang JD Vance, calon wakil presiden Trump. Berkas setebal 271 halaman ini dibuat pada 23 Februari, jauh sebelum Trump memilih Vance sebagai cawapresnya. Isinya mencakup informasi publik tentang riwayat dan pernyataan Vance, termasuk komentarnya tentang Trump di masa lalu.

"Dokumen-dokumen ini diperoleh secara ilegal dari sumber-sumber asing yang bermusuhan dengan AS, dimaksudkan untuk mencampuri pemilihan 2024 dan menabur kekacauan dalam proses demokrasi kita," ujar juru bicara kampanye Trump, Steven Cheung, dilansir dari Associated Press.

Melansir dari New York Times, Trump sendiri menyatakan bahwa peretas hanya mendapatkan informasi yang sudah tersedia untuk umum. Namun, masih belum jelas apakah dokumen yang bocor ini hasil dari serangan Iran atau kebocoran dari dalam tim kampanye sendiri.

Beberapa dokumen memuat pernyataan Vance tentang Trump yang bisa menjadi bahan serangan politik. Dalam berkas internal, pernyataan-pernyataan ini ditandai sebagai "Potensi Kerentanan" untuk kampanye Trump.

Baca Juga: Ledakan Rumah di AS, 2 Orang Tewas

2. Iran membantah tuduhan campur tangan pada pilpres AS 2024

Kampanye Trump menyalahkan musuh AS atas peretasan ini. Mereka mengaitkannya dengan laporan Microsoft tentang serangan peretas Iran. Menurut laporan tersebut, pada Juni 2024, peretas Iran membobol akun pejabat tinggi sebuah kampanye presiden AS. Waktu serangan ini bertepatan dengan proses pemilihan cawapres oleh Trump.

Perwakilan Iran untuk PBB dengan tegas membantah tuduhan ini. 

"Kami tidak memberikan kepercayaan pada laporan-laporan semacam itu. Iran tidak memiliki atau menyimpan niat atau motif apa pun untuk mencampuri pemilihan presiden AS," ujar diplomat Iran.

Baru-baru ini, Departemen Kehakiman AS mengungkap kasus lain yang mungkin terkait. Mereka menuduh seorang warga Pakistan yang punya hubungan dengan Iran merencanakan pembunuhan tokoh politik AS, termasuk Trump. Tersangka ini tertangkap saat berusaha menyewa pembunuh bayaran, yang ternyata polisi yang menyamar.

Cheung juga memperingatkan media untuk tidak mencetak ulang dokumen atau komunikasi internal yang diperoleh secara ilegal.

"Media atau outlet berita yang mencetak ulang dokumen atau komunikasi internal sedang melakukan keinginan musuh Amerika dan melakukan persis apa yang mereka inginkan," tegasnya.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya