TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Elon Musk Dikecam karena Bagikan Video AI Palsu Kamala Harris 

Elon Musk gencar mendukung Donald Trump

Presiden Argentina, Javier Milei dan CEO Tesla, Elon Musk. (twitter.com/Javier Milei)

Intinya Sih...

  • Elon Musk menuai kecaman setelah membagikan video AI manipulasi Kamala Harris
  • Video kontroversial menimbulkan kekhawatiran penyalahgunaan teknologi AI dalam politik
  • Insiden ini memicu perdebatan tentang regulasi federal terkait penggunaan AI dalam politik di AS dan negara lain

Jakarta, IDN Times - Elon Musk, CEO Tesla dan pemilik media sosial X, menuai kecaman setelah membagikan video parodi Wakil Presiden AS Kamala Harris yang dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan (AI). Video tersebut telah ditonton lebih dari 128 juta kali sejak dibagikan Musk pada, Jumat (26/7/2024).

Video kontroversial ini menggunakan suara AI yang sangat menyerupai Harris membuatnya seolah-olah mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak pernah dia ucapkan. Dalam video AI tersebut, Harris menyebut bahwa dirinya dipilih sebagai calon presiden Demokrat hanya karena dia seorang perempuan dan berkulit eksotis.

Tim kampanye Kamala Harris dengan cepat merespons. Mereka menuduh Elon Musk menyebarkan kebohongan yang dimanipulasi. Insiden ini juga memicu kekhawatiran luas tentang potensi penyalahgunaan teknologi AI dalam politik, terutama menjelang  pilpres AS 2024.

1. Asal-usul video AI Kamala Harris

Video yang menjadi pusat kontroversi ini awalnya dibuat sebagai parodi oleh akun @MrReaganUSA di platform X. Akun tersebut terkait dengan Chris Kohls, seorang podcaster konservatif yang dikenal di YouTube.

Meski video asli diberi label parodi, Musk membagikannya tanpa memberikan konteks apa pun. Ia hanya menambahkan komentar, "Ini luar biasa," disertai emoji tertawa.

Hany Farid, ahli forensik digital dari University of California, Berkeley, mengomentari bahwa kualitas suara AI dalam video tersebut sangat bagus. Farid menambahkan bahwa meski banyak orang mungkin tidak percaya itu suara asli Harris, video tersebut menjadi jauh lebih kuat ketika kata-kata tersebut diucapkan dengan suaranya.

Setelah menuai kritik, Musk akhirnya bikin klarifikasi bahwa video tersebut adalah satir. Dia juga membalas kritik Gubernur California, Gavin Newsom, yang menyatakan video semacam itu seharusnya ilegal dengan mengatakan, "parodi semacam itu legal di Amerika."

Baca Juga: Barack Obama Resmi Dukung Kamala Harris di Pilpres AS

2. Elon dikritik karena membiarkan konten sampah AI di platformnya

Insiden ini memicu perdebatan sengit di kalangan para ahli tentang potensi dampak video deepfake dalam arena politik. Rob Weissman, co-presiden kelompok advokasi Public Citizen, menyatakan kekhawatirannya. 

"Saya yakin sebagian besar orang yang melihatnya tidak menganggapnya sebagai lelucon," ujarnya pada, Senin (29/7/2024).

Weissman menambahkan bahwa kualitas video mungkin tidak sempurna, tapi cukup meyakinkan.

"Dan justru karena video ini memperkuat tema-tema yang sudah beredar tentang Harris sebelumnya, kebanyakan orang akan percaya bahwa itu nyata," jelasnya.

Di sisi lain, Imran Ahmed, CEO Center for Countering Digital Hate, mengkritik keras tindakan Musk.  Ahmed menyatakan bahwa dengan membagikan video tersebut, Musk memberi sinyal kepada lebih dari 190 juta pengikutnya di X bahwa jenis sampah yang dihasilkan AI semacam itu diterima.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya