TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Blinken Kunjungi Israel, Desak Gencatan Senjata di Gaza

Kunjungan ke-9 Blinken sejak perang Oktober 2023

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken. (twitter.com/SecBlinken)

Intinya Sih...

  • Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Israel untuk gencatan senjata di Gaza
  • AS berupaya mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera
  • Kunjungan ke-9 Blinken dinilai semakin mendesak di tengah eskalasi konflik di Timur Tengah

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Israel pada Minggu (18/8/2024) dalam upaya mendorong gencatan senjata di Gaza. Kunjungan ini merupakan yang kesembilan kalinya sejak pecahnya konflik pada Oktober lalu. Blinken dijadwalkan bertemu dengan pejabat senior Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, pada Senin ini.

Melansir dari Reuters, seorang pejabat senior administrasi Biden mengungkap bahwa pembicaraan berfokus untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pengembalian sandera.

Menurutnya, pembicaraan kini kini telah berada pada titik balik. Pejabat tersebut juga menambahkan bahwa saat ini adalah waktu yang kritis. Kunjungan Blinken kali ini dinilai semakin mendesak di tengah kekhawatiran akan eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah. 

1. AS ajukan proposal gencatan senjata di Gaza

Menurut keterangan Departemen Luar Negeri AS, Blinken berupaya untuk menyimpulkan kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera selama kunjungannya kali ini. AS telah mengajukan proposal yang diyakini dapat menjembatani perbedaan antara pihak-pihak yang berperang.

Melansir dari The Guardian, pembicaraan dengan topik serupa akan dilanjutkan minggu ini di Kairo. Setelah kunjungannya ke Israel, Blinken dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Mesir pada Selasa (20/8/2024).

AS berharap kesepakatan akan telah dicapai di KTT Kairo. Melansir dari The Guardian, proposal AS mencakup rencana pembebasan bertahap untuk sandera Israel dan tahanan Palestina, serta peningkatan bantuan kemanusiaan ke Gaza.

2. Netanyahu: Tekanan seharusnya diarahkan pada Hamas

Meski AS, Qatar, dan Mesir telah berupaya menjadi mediator, negosiasi berbulan-bulan belum berhasil mempersempit perbedaan untuk mencapai kesepakatan. Hamas menuduh Israel menghalangi upaya mediator dan menunda kesepakatan. Sementara itu, Netanyahu menegaskan Israel tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip keamanannya.

"Hamas, hingga saat ini, tetap keras kepala. Mereka bahkan tidak mengirim perwakilan ke pembicaraan di Doha," ujar Netanyahu dalam pertemuan kabinet pada Minggu kemarin.

Ia juga menambahkan bahwa tekanan harus diarahkan pada Hamas dan pemimpinnya, Yahya Sinwar, bukan pada pemerintah Israel.

Perbedaan pendapat utama termasuk kehadiran pasukan Israel di Gaza setelah perang berakhir. Hamas mendesak gencatan senjata untuk mengakhiri perang dan penarikan total pasukan Israel dari Gaza. Di sisi lain, Israel hanya setuju pada jeda sementara dan bersikeras mempertahankan kehadiran militernya di perbatasan Gaza-Mesir.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya