TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belgia Kritik Paus Fransiskus atas Penanganan Kasus Pelecehan Seksual

Raja dan PM Belgia minta Paus tindak tegas pelecehan

Raja Philippe dan Ratu Mathilde dari Belgia bersama Paus Fransiskus. (x.com/@MonarchieBe)

Intinya Sih...

  • Raja dan PM Belgia mengecam penanganan kasus pelecehan seksual oleh Gereja Katolik.
  • Belgia telah menerima lebih dari 700 laporan kasus pelecehan sejak 2012, dengan situasi semakin memburuk setelah penayangan serial TV "Godvergeten".
  • Paus Fransiskus mengadakan pertemuan tertutup dengan 17 korban pelecehan seksual dan telah mengambil langkah-langkah seperti memecat mantan uskup Bruges serta membuat aturan baru untuk klerus.

Jakarta, IDN Times - Kunjungan Paus Fransiskus ke Belgia disambut dengan kritik dan tuntutan pada Jumat (27/9/2024). Raja Philippe dan Perdana Menteri Alexander De Croo secara tegas mengkritik Gereja Katolik atas penanganan kasus pelecehan seksual oleh klerus. Kunjungan itu seharusnya untuk merayakan 600 tahun berdirinya dua universitas Katolik di negara tersebut.

"Dibutuhkan waktu terlalu lama bagi jeritan para korban untuk didengar dan diakui," ujar Raja Philippe dalam sambutannya di Istana Laeken, dilansir dari BBC. 

Sementara itu, PM De Croo menegaskan bahwa kata-kata saja tidak cukup. dan menuntut adanya langkah-langkah konkret. Paus Fransiskus yang terlihat serius mendengarkan kritik tersebut, mengakui rasa malu gereja dan meminta maaf atas kasus pelecehan. Paus juga menyebut pelecehan anak sebagai wabah yang sedang ditangani gereja dengan tegas. 

"Ini adalah aib kami, aib yang hari ini harus kami hadapi dan mohon pengampunan," ucap Paus.

1. Skandal pelecehan mencoreng citra Gereja Katolik Belgia

Belgia telah lama bergulat dengan skandal pelecehan seksual di lingkungan Gereja Katolik. Dilansir Reuters, lebih dari 700 laporan kasus pelecehan telah diterima sejak 2012. Situasi ini semakin memburuk setelah penayangan serial TV "Godvergeten" (Terlupakan Tuhan) yang memicu ratusan laporan baru.

PM De Croo dalam pidatonya menyoroti dampak dari kasus-kasus ini.

"Kita tidak bisa mengabaikan luka-luka menyakitkan yang ada dalam komunitas iman Katolik dan masyarakat luas," tegasnya.

Gereja juga dikritik atas keterlibatannya dalam kasus adopsi paksa. Menurut Associated Press, dari 1945 hingga 1980-an, banyak ibu tunggal di Belgia terpaksa memberikan bayinya untuk diadopsi, sering kali melibatkan transaksi uang. Paus mengecam praktik ini sebagai hasil dari kesalahan dan tindak kriminal.

Baca Juga: Finlandia Dirikan Kantor Pusat NATO di Perbatasan Rusia

2. Respons dan tindakan Paus Fransiskus

Menanggapi kritik, Paus Fransiskus mengambil sejumlah langkah. Selama kunjungannya, ia mengadakan pertemuan tertutup dengan 17 korban pelecehan seksual oleh klerus Katolik.

Pertemuan ini berlangsung selama dua jam di Kedutaan Vatikan. Menurut pernyataan resmi Vatikan, pertemuan ini membuat Paus merasa malu dan menyesal atas penderitaan yang dialami para korban.

Paus juga menegaskan bahwa gereja sedang menerapkan program pencegahan di seluruh dunia. Ia membandingkan wabah pelecehan dengan pembantaian anak-anak oleh Raja Herodes.

Sebelumnya, Paus telah memecat mantan uskup Bruges, Roger Vangheluwe, pada Maret lalu. Vangheluwe mengundurkan diri pada 2010 setelah mengaku melecehkan keponakannya, namun baru dipecat tahun ini. Paus juga telah membuat aturan baru yang mewajibkan klerus melaporkan dugaan pelecehan kepada atasan mereka.

3. Tuntutan dan kritik dari korban

Meski Paus telah mengambil beberapa langkah, kelompok korban masih mempertanyakan efektivitas komisi pelecehan seksual yang dibentuknya. Mereka menuntut reparasi dan kompensasi dari Vatikan. Sementara itu, parlemen Belgia telah membuka penyelidikan terkait upaya gereja menutupi kasus pelecehan di masa lalu.

Kritik juga muncul bahwa Paus terlalu banyak menunjukkan belas kasihan kepada imam yang melakukan pelanggaran. Beberapa pihak menilai tindakan Paus belum cukup banyak sejak kepausannya dimulai tahun 2013.

Selain isu pelecehan, muncul tuntutan reformasi lain. Rektor Universitas Katolik KU Leuven, Luc Sels, mendesak Paus untuk mempertimbangkan peran lebih besar bagi perempuan dalam gereja, termasuk kemungkinan menjadi imam. Sels berpendapat hal ini bisa membuat gereja lebih inklusif.

Baca Juga: Lukisan Van Gogh di Inggris Kembali Jadi Target Vandalisme Aktivis

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya