Amerika Serikat Sanksi Perusahaan Perangkat Mata-mata Yunani
Membuat perangkat yang memata-matai pemimpin negara
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) pada Senin (16/9/2024) mengumumkan sanksi baru terhadap Intellexa Consortium, perusahaan pembuat perangkat lunak mata-mata komersial. Tindakan ini menargetkan lima individu dan satu organisasi yang terkait dengan perusahaan tersebut.
Intellexa Consortium, jaringan perusahaan berbasis di Yunani dengan anak perusahaan di beberapa negara, dikenal sebagai pengembang dan penjual perangkat lunak mata-mata bernama Predator. Perangkat ini memiliki kemampuan untuk menyusup ke perangkat tanpa interaksi pengguna dan memberikan akses luas ke data sensitif.
"AS tidak akan mentolerir penyebaran teknologi yang mengacaukan dan mengancam keamanan nasional kami serta merusak privasi dan kebebasan sipil warga kami," kata Bradley T. Smith, Penjabat Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan.
1. Predator targetkan presiden dan anggota parlemen
Predator memiliki kemampuan yang sangat invasif. Perangkat mata-mata ini dapat mengakses kamera, mikrofon, dan berbagai data pada ponsel yang disusupi tanpa memerlukan interaksi dari pengguna. Hal ini memungkinkan operator untuk mendapatkan informasi sensitif dari perangkat korban, termasuk foto, data lokasi, pesan pribadi, dan rekaman mikrofon.
Dilansir Associated Press, produk Intellexa diduga telah digunakan untuk kampanye pengawasan massal di berbagai negara. Target perangkat mata-mata ini termasuk pemimpin negara, pejabat pemerintah, jurnalis, dan tokoh oposisi politik.
Amnesty International, dalam laporannya tahun lalu, mengungkapkan bahwa Predator telah digunakan untuk menargetkan presiden Parlemen Eropa, Roberta Metsola, dan presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen. Bahkan, beberapa anggota Kongres AS juga diduga menjadi target.
Di Yunani, penggunaan Predator memicu skandal nasional pada 2022. Perangkat mata-mata ini diduga digunakan untuk menargetkan puluhan politikus, jurnalis, dan pengusaha di negara tersebut. Skandal ini berujung pada pengunduran diri kepala badan intelijen Yunani.
Baca Juga: Jerman Permudah Masuknya Pekerja Terampil dari Uzbekistan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.