TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Swiss Tolak Penguatan Biodiversity dan Reformasi Pensiun

Penolakan dilakukan dalam pemungutan suara

Bendera Swiss. (Unsplash.com/Ronnie Schmutz )

Intinya Sih...

  • Pemilih Swiss menolak proposal untuk meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati dan reformasi pensiun pada referendum terbaru.
  • Berdasarkan hasil pemungutan suara, lebih dari 63% pemilih menolak inisiatif untuk perlindungan keanekaragaman hayati dan dua pertiga pemilih menolak reformasi pensiun.
  • Penentang mengatakan biaya kebijakan itu terlalu mahal, sementara pendukung menyampaikan berkurangnya sumber daya alam dan spesies di Swiss.

Jakarta, IDN Times - Pemilh Swiss menolak proposal untuk meningkatkan perlindungan keanekaragaman hayati dan reformasi pensiun pada Minggu (22/9/2024). Pemungutan suara ini bagian dari referendum terbaru, yang berlangsung empat kali setahun untuk memberikan suara terkait isu nasional.

Hasil pemungutan suara untuk menguatkan keanekaragaman hayati menunjukkan lebih dari 63 persen pemilih menolak inisiatif tersebut. Untuk hasil reformasi pensiun menunjukkan lebih dari dua pertiga pemilih menolak perubahan.

Baca Juga: BCA hingga Swiss-Belhotel Bakal Bangun Proyek di IKN

1. Inisiatif keanekaragaman hayati akan hambat pertumbuhan ekonomi

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Inisiatif terkait lingkungan ditujukan untuk meningkatkan pendanaan publik agar mendorong petani dan pihak lain menyisihkan lahan dan jalur air agar alam liar dapat berkembang. Perlindungan ini juga menawarkan peningkatan total area yang dialokasikan untuk ruang hijau, yang harus tetap tidak tersentuh oleh pembangunan manusia.

Namun, survei menunjukkan pemerintah federal dan parlemen menentang rencana itu, begitu pula banyak pemilih di pedesaan dan partai sayap kanan utama negara.

Penentang mengatakan biaya kebijakan itu terlalu mahal, dengan menyampaikan 600 juta franc Swiss (Rp10,7 triliun) telah dihabiskan untuk perlindungan keanekaragaman hayati setiap tahun, dan khawatir pembangunan ekonomi akan terhambat.

Dewan Federal memperkirakan biaya untuk pembangunan jalur kereta api akan menelan biaya setidaknya 400 juta franc Swiss (Rp7,1 triliun) lagi bagi pemerintah nasional dan daerah. Inisiatif ini juga akan melarang pembangunan jalur kereta api baru melalui padang rumput kering yang dilindungi, bahkan jika padang rumput itu disisihkan dan dikembangkan di tempat lain.

“Disahkannya inisiatif keanekaragaman hayati akan sangat membatasi produksi energi dan pangan (berkelanjutan), membatasi penggunaan hutan dan daerah pedesaan untuk pariwisata, dan membuat konstruksi menjadi lebih mahal,” kata argumen kampanye untuk untuk menentang referendum itu, menambahkan mereka mendukung keanekaragaman hayati, tapi tidak untuk inisiatif yang ekstrem, dikutip dari Associated Press.

2. Pendukung sebut negara semakin kekurangan spesies flora dan fauna

Ilustrasi seruan untuk peduli terhadap linkungan. (Unsplash.com/Markus Spiske)com/

Para pendukung proposal ini menyampaikan Swiss mengalami berkurangnya sumber daya alam dan spesies lebah, katak, burung, lumut, dan satwa liar lainnya. Mereka berpendapat ruang hijau yang dilindungi akan menjadi daya tarik utama pariwisata dan lebih banyak ruang hijau akan mendukung ekonomi.

“Keanekaragaman alam menjamin kemurnian udara, air minum, penyerbukan, kesuburan tanah, dan pasokan makanan kita. Namun, di Swiss, keanekaragaman hayati sedang menurun. Sepertiga dari semua spesies tumbuhan dan hewan kita terancam atau telah punah," kata sebuah komite yang mendukung gagasan tersebut.

Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, sebuah lembaga pemikir beranggotakan 38 negara yang sebagian besar kaya, telah menghasilkan tinjauan komparatif tentang ancaman terhadap kehidupan tumbuhan dan hewan. Hasilnya negara Eropa itu berada di peringkat empat teratas dengan tingkat spesies terancam tertinggi di semua delapan kategori satwa liar.

Pendukung menyampaikan taktor-faktor yang melatarbelakangi melemahnya keanekaragaman hayati di sungai, danau, lembah, dan pegunungan ini antara lain karena pertanian intensif, perubahan tanah, fragmentasi lanskap, pembangunan jalan dan perumahan yang memotong habitat satwa liar, dan polusi dan perubahan iklim.

3. Reformasi pensiun membuat pekerja membayar lebih banyak

Ilustrasi uang kertas. (Unsplash.com/Jason Leung)

Dana pensiun di Swiss dibagi menjadi tiga pilar, yaitu pensiun dasar negara, dana pensiun wajib yang harus dibayar oleh pemberi kerja dan karyawan, dan penambahan sukarela ke dalam dana dan investasi swasta, dilansir dari France 24.

Namun, pemerintah yang mendukung reformasi ini menyampaikan pilar kedua kekurangan pembiayaan. Hal itu disebabkan pengembalian pasar keuangan yang rendah dan meningkatnya harapan hidup.

Reformasi ini mengharuskan para pemberi kerja dan pekerja untuk meningkatkan kontribusi mereka ke dalam dana pensiun wajib.

Serikat pekerja mengatakan perubahan akan memaksa orang untuk membayar lebih banyak, meskipun penerimaan uang pensiun mereka akan menyusut. Federasi Serikat Buruh Swiss, sebuah kelompok induk yang beranggotakan 20 serikat buruh, mengecam proposal tersebut sebagai penipuan.

Baca Juga: KTT Perdamaian Ukraina Digelar di Swiss Hari Ini

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya