TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Somalia dan Ethiopia Siap Dialog soal Konflik Pelabuhan

Pembicaraan dimediasi oleh Turki

Ilustrasi pelabuhan. (Unsplash.com/CHUTTERSNAP)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan, pada Jumat (9/8/2024), mengatakan Somalia dan Ethiopia akan melanjutkan pembicaraan mengenai masalah pelabuhan. Pembahasan ini akan berlangsung di Ankara dengan dihadiri menteri luar negeri dari kedua negara yang berselisih.

Masalah ini mengenai Ethiopia yang memperoleh akses ke pelabuhan setelah mencapai kesepakatan dengan Somaliland. Somalia menyebut perjanjian itu ilegal karena menganggap Somaliland masih bagian dari wilayahnya.

1. Turki berusaha menjadi penengah perselisihan

Fidan dalam konferensi pers di Istanbul mengatakan, pembicaraan antara kedua negara Afrika tersebut akan berlangsung di Ankara pada minggu depan. Pengumuman Fidan muncul seminggu setelah mengunjungi Addis Ababa dan bertemu Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed.

"Kami membahas masalah ini dengan Perdana Menteri Abiy secara rinci. Ketegangan antara Somalia dan Ethiopia akan berakhir dengan akses Ethiopia ke laut melalui Somalia selama pengakuan Ethiopia terhadap integritas teritorial dan kedaulatan politik Somalia terjamin," kata Fidan, dikutip dari Reuters.

Pembicaraan di Ankara minggu depan merupakan pertemuan putaran kedua. Pada bulan lalu, kedua pihak telah bertemu di Ankara bersama Fidan untuk membahas perbedaan pendapat mereka, dan sepakat untuk mengadakan putaran pembicaraan berikutnya.

Baca Juga: Turki Minta Gabung dalam Tuntutan Genosida terhadap Israel

2. Ethiopia menawarkan pengakuan kemerdekaan

Bendera Ethiopia. (Pexels.com/Kelly)

Dilansir Al Jazeera, ketegangan ini muncul setelah Somaliland setuju memberikan Ethiopia hak sewa selama 50 tahun atas pangkalan angkatan laut dengan akses ke pelabuhan Berbera pada Januari. Kesepakatan ini mencakup garis pantai sepanjang 20 km di Somaliland.

Sebagai imbalan atas kesepakatan tersebut, Ethiopia mengatakan pihaknya akan memberikan "penilaian mendalam" atas upaya Somaliland untuk mendapatkan pengakuan resmi sebagai negara merdeka. Hal itu merupakan pertama kalinya negara lain menawarkan diri untuk melakukannya.

Akses ke lautan sangat dibutuhkan negara tersebut karena wilayahnya dikelilingi daratan. Negara itu pernah memiliki akses terhadap laut, tapi terputus setelah perang selama tiga dekade yang menyebabkan Eritrea memisahkan diri pada 1993.

Perjanjian tersebut membuat marah Somalia karena Somaliland adalah negara yang memisahkan diri darinya dan memiliki pemerintahan sendiri. Pengakuan internasional apa pun terhadap wilayah itu dianggap sebagai serangan terhadap kedaulatannya.

Menanggapi tindakan tetangganya ini, Somalia telah mengumumkan pengusiran duta besar Ethiopia pada April. Selain itu, mereka juga menutup konsulat di Hargeisa di ibu kota Somaliland, dan Garowe, ibu kota wilayah semi-otonom Puntland.

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya