TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jerman Tarik Semua Tentaranya Dari Niger

Jerman telah berupaya mempertahankan misi militernya

Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Simon Infanger)

Jakarta, IDN Times - Jerman menarik semua pasukannya dari pangkalan udara di Niamey, Niger, pada Jumat (30/8/2024). Penarikan ini mengakhiri operasi militer yang telah berlangsung selama 8 tahun di Niger.

Misi militer ini berakhir berdasarkan kesepakatan sementara yang dicapai pada akhir Mei, ketika Niger mengizinkan Jerman mengoperasikan pangkalan itu hingga akhir Agustus. Jerman telah berupaya memperpanjang keberadaan pasukan tapi gagal, berarti tentaranya tidak lagi mendapat manfaat dari kekebalan hukum.

1. Pasukan telah tiba di Jerman

Bendera Jerman. (Unsplash.com/Андрей Добровольский)

Pejabat senior militer Jerman dan Niger telah membacakan pernyataan bersama yang mengumumkan selesainya penarikan pasukan.

"Penarikan ini tidak menandai berakhirnya kerja sama militer antara Niger dan Jerman, faktanya kedua pihak berkomitmen untuk menjaga hubungan militer," kata pejabat kedua negara itu, dikutip dari VOA News.

Jerman telah mengoperasikan pangkalan di Niger sejak Februari 2016, dan pernah menampung sekitar 3.200 personel.

Pasukan negara Eropa tersebut pulang dengan lima pesawat kargo yang membawa 60 tentara dan 146 ton peralatan. Pesawat mendarat di pangkalan udara Wunsdorf sekitar pukul 18.30 waktu setempat, di mana mereka disambut oleh sekretaris negara untuk pertahanan Nils Hilmer.

Baca Juga: Jerman Deportasi 28 Warga Afghanistan, Semuanya Narapidana!

2. Pangkalan Jerman juga berfusngsi sebagai fasilitas bagi pasukan perdamaian

Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Diego González)

Dilansir Turkiye Today, pangkalan udara Niamey juga berfungsi sebagai pusat logistik bagi misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Mali atau MINUSNA. Operasi militer itu diluncurkan pada 2013 dan berakhir tahun lalu.

Jerman telah menghabiskan biaya sekitar 130 juta euro (Rp2,2 triliun) untuk pangkalannya di Niger sejak didirikan pada 2016. Fasilitas militer itu awalnya direncanakan untuk tetap beroperasi setelah berakhirnya misi Mali. Pangkalan ini dinilai sebagai aset strategis untuk misi evakuasi atau darurat di wilayah tersebut.

Jerman sedang berdiskusi dengan Senegal untuk menyimpan peralatan di pangkalan udara yang didirikan sementara di sana untuk mendukung penarikan pasukan Niger. Operasi di pangkalan Senegal dihentikan setelah misi berakhir.

Hilmer mengatakan bahwa lebih dari 200 tentara negaranya tewas selama misi MINUSMA dan Misi Pelatihan Uni Eropa di Mali. Dia menggambarkan jumlah korban ini sebagai harga yang terlalu tinggi untuk dibayar mengingat keberhasilan yang terbatas di tingkat politik di wilayah ini.

Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan tiga tentaranya tewas dan 13 lainnya cedera selama misi MINUSMA. Hilmer memuji para prajurit atas upaya logistik dan operasional mereka dalam melaksanakan perintah penempatan kembali yang diberikan pada Juli.

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya