TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Alasan Parlemen Israel Loloskan UU yang Tolak Negara Palestina

Pembentukan negara dianggap dapat mengancam keamanan

Bendera Israel. (Unsplash.com/Taylor Brandon)

Jakarta, IDN Times - Parlemen Israel (Knesset) memilih menentang pembentukan negara Palestina dalam pemungutan suara pada Rabu (17/7/2024). Dari 120 anggota Knesset, sebanyak 68 suara menentang Palestina, sementara yang mendukung hanya sembilan suara.

Keputusan itu bersifat simbolis, tapi menjadi penghambat solusi perdamaian di kawasan tersebut. Amerika Serikat (AS) sekutu dekat Israel selama beberapa dekade telah menyerukan solusi dua negara untuk mengakhiri konflik.

1. Pembentukan negara dianggap akan mendukung terorisme

Ilustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Dilansir VOA News, hasil pemunguntan suara meloloskan resolusi yang menyatakan, pembentukan negara tersebut di wilayah yang diduduki Israel akan melanggengkan konflik Israel-Palestina dan mengganggu stabilitas kawasan.

"Knesset dengan tegas menentang pembentukan negara Palestina (di tanah) sebelah barat Yordania," kata resolusi tersebut, merujuk ke Tepi Barat dan Jalur Gaza.

"Pembentukan negara Palestina di jantung tanah Israel akan menimbulkan bahaya eksistensial bagi negara Israel dan warga negaranya, akan mengabadikan konflik Israel-Palestina, dan mengganggu stabilitas kawasan."

Resolusi meyakini Hamas akan mengambil alih negara tersebut dan mengubahnya menjadi basis teroris Islam radikal, kemudian melancarkan serangan. Selain itu, dukungan pembentukan negara dianggap sebagai hadiah bagi terorisme dan hanya akan mendorong Hamas dan para pendukungnya.

Baca Juga: Yordania Kecam Parlemen Israel Tolak Palestina

2. Palestina tuduh Israel berusaha menciptakan kehancuran

Bendera Palestina. (Unsplash.com/Ahmed Abu Hameeda)

Menanggapi resolusi itu, Otoritas Palestina menyampaikan bahwa perdamaian dan keamanan tidak akan terwujud jika negara Palestina tidak berdiri. Otoritas tersebut menuduh koalisi penguasa di negara zionis itu berupaya menjerumuskan wilayah tersebut ke jurang kehancuran.

Kementerian Luar Negeri Prancis menyatakan kekhawatiran atas resolusi tersebut, yang menurutnya bertentangan dengan resolusi yang diadopsi oleh Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam beberapa hari ke depan akan berkunjung ke Washington. Dia berulang kali menolak gagasan solusi dua negara yang selalu diusung AS. 

“Saya tidak akan berkompromi mengenai kendali keamanan penuh Israel atas seluruh wilayah di sebelah barat Yordania. Dan ini bertentangan dengan (pembentukan) negara Palestina," katanya.

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya