Eks Presiden Botswana Kembali dari Pengasingan untuk Hadapi Dakwaan
Mantan presiden menghadapi 14 dakwaan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Botswana, Ian Khama, kembali ke negaranya setelah hampir tiga tahun mengasingkan diri karena perseteruan dengan Presiden Mokgweetsi Masisi. Dia kembali saat sedang menghadapi kasus pidana dan muncul di pengadilan pada Jumat (13/9/2024).
Khama menjabat sebagai presiden selama 10 tahun hingga 2018. Dia merupakan putra dari Seretse Khama, pemimpin kemerdekaan, yang kemudian menjadi presiden pertama Botswana pada 1960.
1. Surat perintah penangkapan dibatalkan
Pengacara Khama, Unoda Mack, meminta agar surat perintah penangkapan dibatalkan dan permintaan itu telah dikabulkan. Dia menghadapi 14 dakwaan, termasuk kepemilikan senjata api ilegal dan pencucian uang.
"Mereka menginginkannya, kami membawanya. Surat perintah penangkapan telah dibatalkan. Dia akan hadir di pengadilan, dia akan datang. Dia datang sendiri," kata Mack, dikutip dari VOA News.
Khama, pemimpin partai oposisi Front Patriotik Botswana (BPF), telah membantah tuduhan pidana tersebut dan mengatakan itu adalah bagian dari penganiayaan yang dilakukan oleh Masisi. Khama memilih Masisi untuk menggantikannya pada 2018.
Sebelumnya, Masisi mengatakan Khama harus kembali menghadapi hukum dan membantah tuduhan penganiayaan terhadap pendahulunya. Mantan presiden akan hadir di pengadilan lagi pada 23 September.
Lawrence Ookeditse, sekretaris jenderal BPF, mengatakan Khama kembali untuk melawan tuduhan palsu tersebut.
“Dia pergi ke pengadilan magistrat untuk mencoba membatalkan surat perintah penangkapan palsu yang diberikan kepadanya,” kata Ookeditse.
Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tukar 103 Tahanan Perang
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.