TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Data Sensus AS Tunjukkan Populasi Semakin Beragam Ras

Pertumbuhan Hispanik-AS paling pesat

Ilustrasi multiras di AS. (Pexels.com/William Fortunato)

Washington, DC, IDN Times -Data sensus terbaru mengenai populasi di Amerika Serikat (AS) yang dirilis Biro Sensus AS pada Kamis (12/8/2021) menunjukkan bahwa warga populasi semakin beragam ras. Data yang dikumpulkan pada 2020 merupakan sensus yang dilakukan satu dekade sekali. Hasil sensus menunjukkan bahwa orang kulit putih AS masih tetap mendominasi populasi, tapi telah menyusut sebesar 8,6 persen.

1. Multiras di AS meningkat 276 persen

Ilustrasi multiras di AS. (Pexels.com/William Fortunato)

Dilansir BBC, hasil sensus menunjukkan populasi di AS dari 2010-2020 tumbuh sebesar 7,4 persen mencapai 331 juta, tapi pertumbuhan yang terendah sejak tahun 1930-an. Etnis Hispanik-AS telah mencapai 62,1 juta, atau 18,7 persen populasi pada 2020, dibandingkan pada 2010 sebesar 16,4 persen, dan 12,6 persen pada 2000. Hispanik-AS menyubang lebih dari separuh pertumbuhan.

Populasi Asia-Amerika juga meningkat sebesar 35 persen menjadi 24 juta, yang merupakan populasi pertumbuhan tercepat di AS. Populasi kulit hitam tumbuh juga mengalami pertumbuhan yaitu sebesar 5,6 persen.

Dilansir Reuters, orang Hispanik-AS untuk pertama kalinya menjadi etnis terbesar di California, menguasai 39,4 persen populasi. Di Texas orang Hispanik-AS telah sebesar 39,3 persen. Data terbaru ini menunjukkan bahwa mereka yang diidentifikasi sebagai multiras telah mengalami peningkatan signifikan sebesar 276 persen, dari 9 juta pada 2010 menjadi 33,8 juta pada 2020.

Baca Juga: Polisi Capitol Akui Alami Pelecehan Rasial dan Pemukulan

2. Data sensus akan mempengaruhi kotak suara

Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Dilansir BBC, data sensus ini akan menjadi data bagi Republik dan Demokrat dalam menerapkan strategi meraih suara di pemilu, yang bisa digunakan untuk menggambarkan pemilihan kongres yang akan memperkirakan siapa yang perlu maju untuk dicalonkan agar lebih berpotensi terpilih.

Distrik di AS yang dikuasai oleh suatu partai akan mempengaruhi partai yang memimpin pemerintahan. Saat ini Republik mengendalikan upaya di 20 negara bagian, sedangkan Demokrat di 10 negara bagian. Di tempat lain, pemekaran dilakukan oleh kelompok independen. Distrik baru yang bisa diperebutkan akan mulai berlaku pada pemilihan paruh waktu tahun depan.

Perubahan statistik di AS itu diperkirakan akan memacu beberapa konservatif untuk mengukir daerah pemilihan untuk mempertahankan kekuatan politik. Mereka yang tergabung dalam perkumpulan ras lebih cenderung memilih Demokrat.

Menurut Marc Morial dari Liga Perkotaan Nasional, sebuah organisasi hak-hak sipil, menyampaikan bahwa populasi kulit putih yang menyusut, sementara yang lainnya terus bertambah diperkirakan dapat memicu provokasi kontingen terhadap demokrasi karena adanya kecemasan rasial di antara badan legislatif negara bagian. 

Menurut pandangan seorang profesor ilmu politik bernama Charles Bullock dari University of Georgia, memperkirakan bahwa perubahan populasi etnis saat ini akan mempersulit Partai Republik untuk meraih suara.

Baca Juga: Biden Tanda Tangani Hukum Kebencian Rasial

Verified Writer

Ifan Wijaya

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya