TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

China Lakukan Patroli Militer karena Khawatir dengan Konflik Myanmar

Warga China di perbatasan terdampak konflik

Bendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Intinya Sih...

  • Militer China mengerahkan tentara dan polisi di perbatasan dengan Myanmar
  • Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China mengorganisasikan unit-unit tentara untuk latihan tembak di perbatasan
  • China menyampaikan konflik berdampak negatif pada stabilitas dan ketertiban sosial di perbatasan

Jakarta, IDN Times - Militer China, pada Senin (26/8/2024), mengatakan telah mengerahkan tentara dan polisi untuk melakukan partroli di perbatasan dengan Myanmar. Selain itu militer juga akan melakukan latihan tembak di perbatasan.

Langkah yang dilakukan China ini karena khawatir dengan konflik yang berlangsung di Myanmar. Saat ini pemerintah militer Myanmar sedang menghadapi pertempuran melawan pasukan milisi.

1. Kemapuan pasukan akan diuji

Ilustrasi tentara. (Unsplash.com/Daniel Balaure)

Dilansir Reuters, saat ini Teater Selatan Tentara Pembebasan Rakyat China sedang mengorganisasikan unit-unit tentara. Hal ini dilakukan untuk menguji kemampuan pasukan dalam bergerak cepat, memblokir dan mengendalikan, serta menyerang bersama, dan menjaga keamanan dan stabilitas di wilayah perbatasan.

Patroli akan dilakukan di udara dan darat, yang difokuskan pada area sekitar Ruili, Zhenkang, dan bagian garis depan lainnya di perbatasan. Satu unit Tentara Pembebasan Rakyat China juga dijadwalkan untuk menyelenggarakan latihan tembak langsung di sisi perbatasan dengan Myanmar. Latihan ini berlangsung dari 27-29 Agustus.

"Latihan akan diadakan di wilayah selatan Ruili, dan di wilayah lain di sekitar daerah Zhenkang dan daerah otonomi Gengma Dai dan Va di provinsi Yunnan barat," kata militer.

Baca Juga: Polandia Sebut Rusia Melanggar Wilayah Udara saat Serang Ukraina

2. Membantu menengahi gencatan senjata di Myanmar

Bendera Myanmar. (Pexels.com/Gu Bra)

Dilansir Associated Press, untuk meredakan konflik di Myanmar, China membantu menengahi gencatan senjata pada bulan Januari lalu. Namun, tindakan itu gagal setelah salah satu anggota Aliansi Tiga Persaudaraan melancarkan serangan baru pada bulan Juni.

Jenderal Min Aung Hlaing, pemimpin pemerintahan militer Myanmar, baru-baru ini menuduh bahwa negara-negara asing mendukung milisi etnis. Tuduhan itu diperkirakan merujuk pada China, yang memiliki hubungan panjang dengan kelompok pemberontak.

Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi, mengatakan negaranya menentang kekacauan dan perang di Myanmar. Wang telah berkunjung ke Myanmar pada bulan ini, ia mengatakan kepada Min Aung Hlaing bahwa negaranya menentang serangan di negara bagian Shan.

Menteri itu juga menyatakan harapan agar Myanmar akan secara efektif menjaga keselamatan personel dan proyek negaranya di negara tersebut.

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya