TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

China Akan Batasi Ekspor Antimon, Mineral Penting untuk Buat Nuklir!

China menghasilkan hampir setengah antimon global

Bendera China. (Pixabay.com/PPPSDavid)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Perdagangan China, pada Kamis (15/8/2024), mengumumkan pembatasan ekspor antimon mulai 15 September. Tindakan ini merupakan langkah terbaru China untuk membatasi ekspor mineral-mineral penting yang didominasinya.

Pembatasan ini akan mengganggu pasokan antimon dunia karena negara itu pada tahun lalu menyumbang 48 persen dari hasil tambang antimon global. Mineral itu digunakan untuk penghambat nyala, baterai, kacamata penglihatan malam, dan ambusi senjata, termasuk senjata nuklir.

1. Pembatasan untuk menjaga keamanan negara

Ilustrasi area tambang. (Unsplash.com/Dominik Vanyi)

Dilansir Associated Press, Kementerian Perdagangan China mengatakan, kontrol ekspor dilakukan untuk menjaga keamanan dan kepentingan negara serta memenuhi kewajiban nonproliferasi internasionalnya. Pembatasan itu diyakini mencakup penggunaan yang terkait dengan senjata.

Adapun ekspor yang mematuhi peraturan akan diizinkan, tapi pemerintah menentang negara mana pun yang menggunakan barang dari dalam negeri terlibat dalam kegiatan yang merugikan kedaulatan nasional, keamanan, dan kepentingan pembangunan China.

Kontrol yang diberlakukan juga mencakup teknologi dan mesin peleburan dan pemisahan, serta hal-hal lain yang terkait dengan apa yang disebut dalam pemberitahuan sebagai material super keras.

Pada tahun lalu, negara Asia itu memberlakukan pembatasan ekspor terhadap galium dan germanium, dua logam yang digunakan dalam chip komputer dan sel surya, dengan alasan untuk menjaga keamanan nasional.

Amerika Serikat (AS) juga telah membatasi akses China ke semikonduktor canggih dan teknologi lainnya dengan alasan keamanan.

Baca Juga: China Akan Pantau Kedatangan Orang dan Barang terkait Virus Mpox

2. Suplai ke perusahaan AS akan terganggu

Bendera Amerika Serikat. (Unsplash.com/Cristina Glebova)

Perusahaan tambang Perpetua Resources sedang membangun proyek antimon dan emas di AS. Perusahaan itu telah memperoleh dukungan dari Pentagon dan perbankan. 

Produksi direncanakan mulai dilakukan pada 2028 jika memperoleh izin akhir tahun ini. Namun, langkah-langkah China membuat perusahaan tersebut mempelajari cara-cara untuk dapat memulai produksi antimon lebih cepat.

"Kami tengah mempertimbangkan berbagai hal yang dapat kami lakukan selama konstruksi untuk segera mengeluarkan antimon untuk beberapa kebutuhan strategis ini," kata Jon Cherry, CEO Perpetua, dikutip dari Reuters.

"Departemen Pertahanan (AS) menyadari sifat kritis antimon dan terbatasnya pasokan yang tersedia. Kami telah mendengar dari banyak sumber tentang kurangnya pasokan antimon, bahwa pasar sangat ketat dan semakin ketat setiap harinya," tambah dia. 

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya