TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anggota Parlemen Turki Ribut saat Bahas Anggota yang Ditahan

Sidang dihentikan selama lebih dari tiga jam

Bendera Turki. (Unsplash.com/Jeremy Mura)

Jakarta, IDN Times - Pembahasan mengenai anggota parlemen oposisi yang sedang ditahan telah memicu perkelahian di parlemen Turki pada Jumat (16/8/2024). Perkelahian dimulai dengan pemukulan terhadap Ahmet Sik dari oposisi Partai Pekerja Turki (TIP) oleh Alpay Ozalan dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa.

Sidang parlemen diadakan untuk membahas kasus Can Atalay, anggota TIP yang berada dalam penjara, tapi terpilih menjadi anggota parlemen dalam pemilihan tahun lalu. Penahanan terhadap Atalay dianggap sebagai penahanan bermotif politik.

1. Perkelahian di parlemen

Dilansir Reuters, Sik dipukul oleh Ozalan karena pidatonya yang menuduh AKP sebagai "teroris". Pemukulan kemudian diikuti puluhan anggota lainnya yang ikut berkelahi, sebagian berusaha menahan yang lain. Darah berceceran di anak tangga putih podium pembicara.

"Kami tidak terkejut kamu menyebut Can Atalay sebagai teroris, sebagaimana kamu menyebut semua orang yang tidak berpihak pada kamu. Namun, teroris terbesar adalah mereka yang duduk di kursi ini," kata Sik kepada anggota parlemen AKP.

Sidang dihentikan selama lebih dari tiga jam akibat perkelahian itu. Dalam pemungutan suara, Sik ditegur atas pernyataannya terhadap AKP, Ozalan juga ditegur atas serangan fisik.

"Anggota parlemen memukul anggota parlemen lainnya, bahkan perempuan. Ini tidak dapat diterima," kata Ozgur Ozel, pemimpin oposisi utama CHP.

"Jelas bahwa mereka datang dengan persiapan dan perencanaan yang matang. Mereka mencoba membungkam suara dan ucapan kami dengan tekanan, kekerasan, dan kekerasan," kata Gulistan Kocyigit, ketua kelompok Partai DEM Pro Kurdi Gulistan Kocyigit, yang juga dipukul.

Perkelahian di parlemen Turki juga terjadi dua bulan lalu, yang melibatkan anggota parlemen AKP dengan anggota parlemen Partai DEM terkait penahanan dan penggantian seorang wali kota Partai DEM di bagian tenggara karena diduga memiliki hubungan dengan militan.

Baca Juga: Dari Rusia, Presiden Palestina ke Turki Temui Erdogan

2. Meminta dibebaskan dari penjara selama menjabat

Ilustrasi penjara. (Unsplash.com/Umanoide)

Dilansir Associated Press, Atalay sejak terpilih telah berjuang untuk menduduki kursi parlemen, yang memiliki kekebalan dari tuntutan hukum dan akan membuatnya dibebaskan dari penjara. Dia mengatakan bakal kembali ke dalam tahanan setelah masa jabatannya berakhir.

Dia sebelumnya telah memperoleh putusan yang mendukungnya dari Mahkamah Konstitusi, tapi diabaikan oleh pengadilan yang lebih rendah, sehingga memicu krisis peradilan dan mengobarkan rasa ketidakadilan di kalangan pendukungnya.

Dalam putusan ketiga yang memenangkan Atalay, Mahkamah Konstitusi pada 1 Agustus mengatakan keputusan untuk mencabut status parlemennya adalah batal demi hukum. Partai-partai oposisi kemudian menuntut sidang khusus untuk membahas kasus tersebut.

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya