TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

30 Mayat Busuk Ditemukan di Lepas Pantai Senegal

Perjalanan migran melalui Senegal meningkat

Bendera Senegal. (Pexels.com/Papa birame Faye)

Jakarta, IDN Times - Militer Senegal, pada Senin (23/9/2024), telah menemukan setidaknya 30 mayat yang membusuk di sebuah perahu di lepas pantai. Jenazah ini ditemukan saat jumlah migran yang berangkat dari Senegal ke Kepulauan Canary di Spanyol mengalami peningkatan.

Rute Atlantik dari Afrika Barat ke Kepulauan Canary merupakan salah satu rute paling mematikan di dunia. Warga di Afrika Barat melakukan perjalanan itu untuk mencari kehidupan yang lebih baik dan lepas dari masalah pengangguran, konflik, dan kemiskinan. 

1. Mayat diyakini berada di Samudra Atlantik selama beberapa hari

Ilustrasi jenazah (IDN Times/Mardya Shakti)

Militer menyampaikan angkatan laut telah diberitahu tentang sebuah kapal yang terombang-ambing sekitar 70 kilometer dari ibu kota Dakar. Mereka telah membawa kano kayu atau pirogue ke pelabuhan pada Senin pagi.

"Operasi pemulihan, identifikasi dan pemindahan dilakukan dengan sangat hati-hati karena kondisi pembusukan jenazah yang sudah sangat parah," kata militer, dikutip dari BBC.

Mengingat betapa membusuknya jasad tersebut, tubuh para migran tersebut kemungkinan telah terombang-ambing di Samudra Atlantik selama beberapa hari sebelum para nelayan menemukan mereka.

Militer mengatakan saat ini investigasi sudah diluncurkan untuk menentukan kapan dan ke mana kapal itu berangkat, dan berapa banyak orang yang ada di dalamnya.

Pada Agustus, sedikitnya 14 mayat yang membusuk, diyakini sebagai migran Senegal, ditemukan di lepas pantai Republik Dominika oleh seorang nelayan setempat.

Baca Juga: Kapal Perang Mesir Kirim Senjata ke Somalia

2. Senegal menghentikan penyeberangan ratusan migran

Ilustrasi perahu migran. (Unsplash.com/Jametlene Reskp)

Pada Agustus, Senegal mengatakan telah menangkap 453 migran dan anggota jaringan penyelundupan sebagai bagian dari operasi patroli selama 12 hari di pesisir pantai. Lebih dari separuh dari orang yang ditangkap merupakan warga negara Senegal, dilansir Associated Press.

Awal bulan ini, sebuah kapal yang membawa 89 orang terbalik di lepas pantai Senegal. Insiden tersebut menyebabkan 37 orang tewas.

Pada Juli, sebuah kapal yang membawa 300 migran, sebagian besar dari Gambia dan Senegal, terbalik di lepas pantai Mauritania. Lebih dari selusin orang tewas dan sedikitnya 150 lainnya hilang.

Beberapa nelayan Senegal mengatakan mereka tidak dapat bertahan hidup dengan menangkap ikan lagi karena kehadiran kapal pukat asing di lepas pantai. Hal itu membuat mereka beralih ke migrasi atau menawarkan perahu untuk digunakan penyelundup manusia.

Pemerintah telah mengumumkan rencana 10 tahun untuk mengatasi migrasi ilegal dan kematian terkait migran pada Agustus.

3. Peningkatan migran yang menuju Kepulauan Canary

Ilustrasi Pengungsi (IDN Times/Mardya Shakti)

Sejak awal tahun ini, lebih dari 22.300 orang telah mendarat di Kepulauan Canary. Jumlah itu 126 persen lebih banyak dari periode yang sama tahun lalu, menurut statistik yang dirilis oleh Kementerian Dalam Negeri Spanyol.

Perseriktan Bangsa-Bangsa mengatakan, sekitar 40 ribu migran berhasil mencapai Kepulauan Canary pada 2023. Hampir 1.000 orang diketahui meninggal atau hilang dalam perjalanan.

Frontex, badan perbatasan Eropa, melaporkan pada 2023 rute Atlantik mengalami peningkatan 161 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Rute Atlantik dari Afrika Barat ke Kepulauan Canary banyak diminati karena hanya memerlukan satu perjalanan saja, meskipun berbahaya, dan tidak perlu melintasi Gurun Sahara dan Laut Mediterania.

Kendati tidak ada jumlah korban tewas yang akurat karena kurangnya informasi tentang keberangkatan dari Afrika Barat, tapi kelompok hak migran Spanyol Walking Borders memperkirakan jumlah korban mencapai ribuan pada tahun ini saja.

Kapal migran yang hilang atau mengalami masalah sering kali menghilang di Samudra Atlantik, beberapa di antaranya terombang-ambing di lautan selama berbulan-bulan hingga ditemukan di Karibia dan Amerika Latin.

Baca Juga: Maduro Sebut Warga Spanyol yang Ditangkap sebagai Teroris

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya