TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Fakta Euromaidan, Kala Ukraina Tumbangkan Presiden Pro-Rusia

Tumbangnya Viktor Yanukovych, presiden Ukraina yang pro-Rusia

Demonstrasi pro-Uni Eropa di Kiev sehari sebelum dimulainya KTT Kemitraan Timur ketiga. (Evgeny Feldman, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Gejolak politik dan kedaulatan Ukraina akhir-akhir ini memang bisa dibilang cukup mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, beberapa pekan belakangan kita dikejutkan dengan invasi yang dilakukan terhadap Ukraina oleh musuh bebuyutan sekaligus tetangga besarnya yakni Rusia.

Namun, jika kita lihat ke belakang gejolak politik antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Kemelut politik antara Rusia dan Ukraina, bermula di saat rezim Viktor Yanukovych yang pro-Rusia di tumbangkan oleh massa pada 2014 lewat peristiwa yang disebut sebagai Euromaidan.

Nah, bagimana persitiwa Euromaidan itu mempengaruhi hubungan politik antara Ukraina dan Rusia. Serta bagaimana jalannya peristiwa tersebut. Untuk jawabannya, mari kita simak ulasan berikut!

1. Naik takhtanya Viktor Yanukovych, presiden Ukraina yang pro-Rusia

Presiden Dilma Rousseff (kanan) menyambut eks Presiden Ukraina Viktor Yanukovych setibanya di Palácio da Alvorada, Oktober 2011. ( dilmarousseff, CC BY-SA 2.0, via Wikimedia Commons)

Perkembangan politik Ukraina dan Rusia dekade terakhir memang mengalami pasang surut. Walaupun begitu, hubungan Ukraina-Rusia sempat mengalami kemesraan selama kepemimpinan Presiden Viktor Yanukovych yang memimpin Ukraina sejak 2010 hingga 2014.

Pada masa kepemimpinannya Yanukovych terkenal akan kebijakan-kebijakannya yang pro Rusia, bahkan ia juga disebut-sebut sebagai tokoh neo Soviet oleh para pengkritiknya. Ia juga memiliki kedekatan secara politis dengan presiden Rusia, Vladimir Putin.

Dilansir dari The Guardian, pada 21 April 2010, Perdana Menteri Rusia kala itu, Dmitry Medvedev juga menemui kesepakatan dengan Yanukovych akan memperluas serta memperpanjang sewa pelabuhan Rusia di Sevastopol untuk pangkalan Armada Laut Hitam Rusia. Selain itu, Ukraina juga menerima diskon harga gas alam dari Rusia. 

2. Berawal dari tuntutan rakyat Ukraina untuk aksesi negara tersebut ke Uni Eropa

Bendera Ukraina (unsplash.com/@artem_kniaz)

Soal politik luar negeri, pada awalnya, Yanukovych berusaha untuk mendekatkan diri ke Barat pada April 2013, ketika dia memerintahkan perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Namun, hanya beberapa hari sebelum perjanjian itu ditandatangani pada November 2013, Yanukovych menarik diri dari kesepakatan itu. Dan malah berbalik menentangnya.

Dilansir dari BBC, Yanukovych berpendapat Ukraina tidak mampu mengorbankan perdagangan dengan Rusia, yang tidak ingin Ukraina masuk Uni Eropa. Dia juga menggambarkan tawaran UE untuk meminjamkan Ukraina 610 juta euro (Rp 9,6 triliun) tidak memadai dan mengatakan akan membutuhkan setidaknya 20 miliar euro per tahun untuk meningkatkan ekonominya ke "standar Eropa".

Keputusan Yanukovych yang secara sepihak itu memicu pertikaian di antara para pemimpin Uni Eropa dan memicu protes rakyat di Kiev. Pada titik ini, protes rakyat Ukraina di Maidan Nezalezhnosti (Lapangan Kemerdekaan) mulai meletus pada November 2013. Protes itu juga sering dikenal sebagai Euromaidan.

Baca Juga: 5 Fakta Volodymyr Zelenskyy, Komedian Ukraina yang Jadi Presiden

Sejak saat itu protes, menjadi meluas di seantero Ukraina. Hingga melebar dari hanya menuntut aksesi Ukraina ke Uni Eropa menjadi protes akan ketidak adilan ekonomi serta korupsi.

Dimasa kepemimpinannya juga, Yanukovych telah banyak dikritik karena korupsi dan kronisme "besar-besaran" yang dilakukannya. Yanukovych telah dituduh oleh pejabat Ukraina menyalahgunakan dana dari perbendaharaan Ukraina. Dikutip dari BBC, Yanukovych juga tercatat memiliki banyak hubungan dengan para taipan bisnis Ukraina yang menjadi kroni-kroninya..

Dilansir dari eurasianet.org, Yanukovych juga memiliki gaya hidup bermewah-mewahan. Ia memiliki sebuah perkebunan mewah, yang biasa disebut sebagai Mezhyhirya, Tersebar di 140 hektar taman lanskap dengan danau buatan, perkebunan ini menampilkan segala kemewahan yang dapat dibayangkan. Perkebunan itu menjadi salah satu saksi pemborosan Yanukovych.

3. Meluas hingga ketidak puasan rakyat terhadap pemerintah dan korupsi di tubuh pemerintah

ilustrasi tindak korupsi (investopedia.com)

4. Jalannya peristiwa demonstrasi dan represi oleh pihak berwajib

Pasukan polisi anti huru hara yang terdiri dari Pasukan Internal yang memegang posisi protektif dan polisi khusus Berkut yang menembak. Kiev, Ukraina. 22 Januari 2014 (Mstyslav Chernov/Unframe, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Protes dan bentrokan meningkat pada Januari 2014, setelah parlemen Ukraina mengesahkan undang-undang anti-protes. Para pengunjuk rasa kemudian menduduki gedung-gedung pemerintah di banyak wilayah Ukraina. Protes mencapai klimaks pada pertengahan Februari 2014.

Polisi anti huru hara maju ke arah Maidan dan bentrok dengan pengunjuk rasa tetapi tidak sepenuhnya mendudukinya. Polisi menembakkan peluru tajam dan peluru karet ke beberapa lokasi di Kyiv. Hingga terjadi bentrokan sengit di Kyiv pada 18 hingga 20 Februari 2014.

Sampai pada akhirnya, perjanjian penyelesaian krisis politik di Ukraina ditandatangani pada 21 Februari 2014 oleh Yanukovych, dan para pemimpin oposisi parlementer. Yanukovych akhirnya meninggalkan Kyiv pada malam 21 Februari 2014. Dibantu oleh Spetsnaz Rusia, ia awalnya pindah ke Kharkiv dengan pengawal pribadi. Hingga akhirnya ia melarikan diri ke Rusia, dan menjadi tempat pengasingannya.

5. Awal dari retaknya hubungan Rusia dan Ukraina

Sejumlah orang berseragam melempatkan berbagai benda ke api di depan gedung intelijen di unit Kementrian Pertahanan Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Sejak saat itu, hubungan Ukraina-Rusia menjadi renggang bahkan bermusuhan. Pemerintah Ukraina pasca-Euromaidan ingin mengikat negaranya dengan Uni Eropa dan NATO, daripada terus memainkan permainan diplomatik yang rumit.

Sebagai balasannya, Rusia yang merasa terkhianati mendukung milisi separatis di Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk dalam perang di wilayah Donbas yang bisa dibilang penting secara ekonomi di Ukraina.

Rusia juga melancarkan aneksasi terhadap Krimea wilayah yang memiliki mayoritas etnis Rusia pada 2014. Sejak saat itu, konflik Ukraina-Rusia mulai memasuki tahap yang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Agen Intelijen Rusia Dilaporkan Tewas di Depan Kedubes Rusia, Jerman

Verified Writer

Fitran Briliano

Just a human

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya