TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Gaza Palestina Ungkapkan Solidaritas terhadap Rakyat Lebanon

Lebih dari 550 orang di Lebanon tewas akibat serangan Israel

bendera Lebanon (unsplash.com/Charbel Karam)

Intinya Sih...

  • Lebih dari 550 orang tewas akibat serangan Israel di Lebanon
  • Warga Palestina di Jalur Gaza mengekspresikan solidaritas mereka terhadap rakyat Lebanon
  • Analis politik menyatakan bahwa sayap kanan Israel ingin memicu peperangan regional dengan serangan ke Lebanon

Jakarta, IDN Times - Warga Palestina di Jalur Gaza mengungkapkan solidaritas mereka terhadap rakyat Lebanon, setelah negara tersebut dihujani serangan udara besar-besaran oleh Israel.

Sejak Senin (23/9/2024), pesawat tempur Israel menjatuhkan bom tanpa pandang bulu di banyak wilayah selatan dan timur di Lebanon. Lebih dari 550 orang tewas, termasuk perempuan, anak-anak, dan tenaga medis, dan lebih dari 1.645 lainnya terluka dalam serangan itu. Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan sasaran militer Hizbulah, menuduh kelompok bersenjata yang didukung Iran tersebut menyembunyikan senjata di daerah pemukiman.

"Penghancuran yang sama, pengungsian yang sama, dan jumlah korban sipil yang besar. Sepertinya Israel tidak mengenal bahasa lain selain pembunuhan dan pertumpahan darah," kata seorang warga Palestina di Gaza dalam wawancara dengan The New Arab.

  • https://www.newarab.com/news/same-pain-gazas-palestinians-express-solidarity-lebanon
  • https://www.reuters.com/world/middle-east/israel-hezbollah-exchange-fire-after-lebanon-suffers-huge-casualties-2024-09-24/

1. Warga Palestina khawatir Lebanon akan menjadi Gaza selanjutnya

Samira Abu al-Rish, seorang pengungsi dari Khan Younis di Gaza selatan, mengatakan bahwa dia merasa perang Israel di Gaza kembali berkobar, terutama setelah melihat foto dan video warga Lebanon meninggalkan rumah mereka di pinggiran selatan.

"Setiap kali rudal jatuh di Lebanon, trauma awal itu muncul kembali dalam diri kami; perasaan bahwa dunia di sekitar Anda hancur berkeping-keping, bahwa suara ledakan mencabut akar rasa aman. Rasa sakit yang dialami rakyat Lebanon ini sama dengan yang kami rasakan di Gaza sejak detik pertama rudal pertama jatuh! Seolah-olah perang ini terulang dalam bentuk lain, namun tetap menjadi tragedi yang sama," ungkapnya.

Keprihatinan serupa juga dirasakan oleh Hiba Dawas, dari kota Deir al-Balah di Gaza tengah. Ia khawatir bahwa perang di front tersebut akan berlangsung selama berbulan-bulan atau mungkin setahun, seperti yang terjadi di Jalur Gaza.

"Saya merasa terkejut dan ketakutan bahwa Israel berani melancarkan perang di Lebanon .... Saya pikir kehancuran Gaza tidak akan terulang di negara lain, tetapi tampaknya Israel mendapat lampu hijau untuk berperang melawan bangsa Arab karena adanya diamnya para pemimpin Arab yang mencurigakan," kata ibu berusia 33 tahun tersebut.

"Kami tidak tahu apa yang ditunggu oleh bangsa Arab dan para pemimpin mereka untuk bertindak melawan Israel. Kami telah berdarah lebih dari setahun, tetapi tidak ada yang bergerak untuk menghentikan Israel dan menghentikan kehancuran ini. Saya takut mereka juga tidak akan bergerak untuk mendukung dan menyelamatkan Lebanon serta perempuan, anak-anak, dan orang tua di sana," tambahnya.

Baca Juga: Lebanon Dibom, Aktivis AS Protes Dukungan Washington terhadap Israel

2. Situasi sulit di Gaza tidak menghalangi pengungsi untuk menunjukkan solidaritas terhadap Lebanon

Sementara itu, seorang seniman Palestina bernama Mohammed Totah memiliki caranya sendiri untuk mengekspresikan solidaritas terhadap Lebanon dalam konfrontasinya melawan Israel. Ia memahat kalimat "Salam sejahtera untukmu, Beirut", disertai bendera Palestina dan Lebanon, di pasir pantai Gaza.

Ayah empat anak berusia 33 tahun ini mengandalkan tongkat untuk bergerak di atas pasir dan membuat karyanya. Dia kehilangan kaki kanannya selama perang yang dilancarkan Israel di Jalur Gaza pada akhir 2008 hingga awal 2009.

"Saya tidak menemukan cara lain untuk menunjukkan solidaritas dengan saudara-saudara di Lebanon selain memahat di pasir, untuk menyampaikan pesan dan dukungan saya kepada mereka," ujar Totah sambil mengerjakan pahatan pasirnya.

“Lebanon sedang menghadapi agresi biadab Israel dan kami (warga Gaza) adalah orang-orang yang paling bisa merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara kami di Lebanon,” katanya.

Ia menambahkan bahwa meskipun dirinya menghadapi banyak kesulitan akibat perang, namun situasi tersebut tidak pernah menghalanginya untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap Lebanon.

3. Kelompok sayap kanan Israel berusaha memicu perang yang lebih luas

Analis politik yang berbasis di Gaza, Hussam al-Dajani, mengatakan bahwa kelompok sayap kanan Israel yang berkuasa membawa kawasan Timur Tengah ke jurang kehancuran dan ingin memicu peperangan.

“Sayap kanan Israel ingin membuka front di Lebanon karena berbagai alasan, terutama untuk mengalihkan perhatian dari kejahatan perang yang terjadi di Jalur Gaza, mengingat kritik internasional dan resolusi Majelis Umum PBB baru-baru ini yang menyerukan Israel untuk mundur dari wilayah yang pendudukan," ujar al-Dajani.

Ia menambahkan bahwa serangan Israel di Lebanon mencerminkan besarnya keinginan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan pemerintahannya untuk memperluas konflik regional, dan mungkin menyeret Amerika Serikat (AS) ke dalam perang tersebut.

Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa mereka akan mengadakan pertemuan pada Rabu (25/9/2024) untuk membahas konflik tersebut.

"Lebanon berada di ambang kehancuran. Rakyat Lebanon – rakyat Israel – dan rakyat dunia – tidak dapat membiarkan Lebanon menjadi Gaza yang lain," kata Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.

Baca Juga: Lebanon Sebut Serangan Israel di Negaranya adalah Pembantaian

Verified Writer

Fatimah

Lifelong learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya