TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Gaza Kunjungi Rumah yang Hancur Selama Gencatan Senjata

Sebagian besar menemukan rumah mereka tinggal puing-puing

bendera Palestina (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Gaza mengunjungi rumah mereka setelah dimulainya gencatan senjata empat hari antara Hamas dengan Israel.

Jeda pertempuran ini memberi kesempatan pertama bagi mereka untuk bergerak dengan aman, melihat kehancuran yang terjadi, dan mencari akses terhadap bantuan.

"Di mana kami akan tinggal? Ke mana kami akan pergi? Kami mencoba mengumpulkan potongan-potongan kayu untuk membangun tenda untuk melindungi kami, tetapi tidak berhasil. Tidak ada apa pun untuk melindungi satu keluarga," kata Tahani al-Najjar, saat kembali ke reruntuhan rumahnya pada Sabtu (25/11/2023), dikutip Reuters.

Ibu lima anak berusia 58 tahun itu mengatakan, serangan Israel telah menghancurkan rumahnya sekaligus membunuh tujuh anggota keluarganya. Tak hanya sekali, militer juga meratakan rumahnya dengan tanah dalam dua konflik sebelumnya pada 2008 dan 2014.

“Kami akan membangunnya kembali,” tambah Najjar.

1. Sebagian kembali untuk mencari keluarganya yang hilang

Bagi Emad Abu Hajer, warga kamp pengungsi Jabaliya di wilayah Kota Gaza, jeda pertempuran ini memungkinkan dia untuk kembali mencari anggota keluarganya yang hilang di bawah reruntuhan rumah mereka.

Mayat sepupu dan keponakannya telah ditemukan, sementara saudara perempuannya dan dua kerabat lainnya masih hilang.

“Kami ingin menemukan mereka dan menguburkan mereka secara bermartabat,” kata Hajer.

Pejabat kesehatan Palestina di wilayah Gaza mengatakan, pemboman Israel telah menewaskan lebih dari 14 ribu orang, dengan 40 persen di antaranya adalah anak-anak, dan meratakan sebagian besar kawasan pemukiman. Sementara itu, ribuan jenazah lainnya mungkin masih tertinggal di bawah reruntuhan.

Baca Juga: Sejumlah Jurnalis BBC Protes Medianya Bias soal Pemberitaan Gaza

2. PBB dapat meningkatkan pengiriman bantuan

PBB mengatakan, gencatan senjata yang dimulai sejak Jumat (24/11/2023), telah memungkinkan mereka untuk meningkatkan pengiriman makanan, air, dan obat-obatan dalam jumlah besar.

Untuk pertama kalinya sejak perang dimulai, PBB juga dapat mengirimkan 129 ribu liter bahan bakar serta gas untuk memasak.

Di kota selatan Khan Younis, antrean panjang orang yang membawa kontainer menunggu di luar stasiun pengisian bahan bakar pada Sabtu. Hossam Fayad menyayangkan jeda pertempuran hanya berlangsung empat hari.

“Saya berharap bisa diperpanjang sampai kondisi masyarakat membaik,” ujarnya.

Ayman Nofal juga mengharapkan hal yang sama. Ia mengatakan bahwa dia kini mampu membeli lebih banyak sayur-sayuran dengan harga yang lebih murah, dibandingkan saat sebelum gencatan senjata.

Verified Writer

Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya