TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Warga Gaza Butuh Tempat Berlindung yang Layak sebelum Musim Dingin

NRC minta peralatan perbaikan tenda dikirim ke Gaza

ilustrasi anak di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)

Jakarta, IDN Times - Dewan Pengungsi Norwegia (NRC) mendesak Israel untuk mengizinkan masuknya peralatan perbaikan tenda ke Gaza agar para pengungsi dapat memperkuat tempat tinggal mereka sebelum musim dingin tiba.

Dengan ketatnya kontrol Israel terhadap aliran barang yang masuk ke Gaza, NRC mengatakan bahwa dibutuhkan waktu 2 tahun untuk mengirimkan tenda baru yang cukup bagi satu juta orang yang membutuhkan tempat berlindung yang layak.

Kelompok bantuan tersebut meminta agar 25 ribu peralatan perbaikan berupa terpal, lembaran plastik, tali dan lakban dikirimkan setiap minggunya.

“Masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa (UE), harus mendesak agar Israel memfasilitasi pengiriman peralatan perbaikan ke Gaza selatan,” kata Alison Ely, koordinator kluster tempat penampungan NRC di Gaza, kepada The National.

1. Banyak tenda rusak karena sering dibongkar

Sembilan dari 10 orang di Gaza terpaksa meninggalkan rumah mereka sejak perang Israel-Hamas dimulai pada Oktober tahun lalu. Pengeboman dan operasi darat Israel telah memaksa warga di wilayah tersebut mengungsi hingga 20 kali.

Di Gaza selatan, PBB memperkirakan ada 30 ribu warga Gaza yang mengungsi di setiap kilometer persegi zona kemanusiaan di Al Mawasi, tempat Israel memerintahkan orang-orang untuk pindah demi keselamatan mereka.

Ely mengatakan bahwa tenda-tenda yang didistribusikan sebelumnya oleh kelompok bantuan perlu diperbaiki, baik karena sudah rusak atau karena pemiliknya telah berulang kali mengungsi.

“Mereka harus membongkar dan memindahkannya dan hal itu menurunkan kualitas tenda – sehingga perlu diganti atau diperbaiki,” ujarnya.

Ia mengungkapkan bahwa beberapa warga terpaksa tinggal di tempat penampungan yang mereka buat sendiri. Tempat-tempat tersebut di antaranya terbuat dari selimut dan sprei atau karung tepung yang dijahit satu sama lain untuk membuat atap dan dinding.

Baca Juga: Gaza Tolak Terima 88 Jenazah Tanpa Identitas dari Israel

2. Rumah-rumah yang masih berdiri juga butuh bantuan

Ely mengatakan bahwa warga Gaza yang rumahnya tidak hancur juga membutuhkan bantuan karena sebagian besar bangunan mengalami beberapa kerusakan akibat pemboman Israel.

“Beberapa orang telah kembali ke rumah mereka yang rusak dan tidak ada cara untuk melindungi tempat-tempat yang dindingnya berlubang atau pintunya hancur,” katanya.

Menurut laporan PBB pada Mei, pembangunan kembali rumah-rumah yang rusak di Gaza akan memakan waktu hingga 2040. Proses ini kemungkinan akan tertunda akibat pembatasan Israel terhadap masuknya barang-barang yang dianggap memiliki kegunaan ganda, seperti bahan konstruksi yang bisa digunakan untuk membangun jaringan terowongan Hamas.

3. Lebih dair 41 warga Palestina terbunuh di Gaza

Sementara itu, Hani Mahmoud dari Al Jazeera, mengatakan bahwa terjadi peningkatan serangan di Gaza, terutama di wilayah tengah dan kota selatan Khan Younis.

“Area timur Khan Younis, hingga jalan pesisir, telah hancur dan tidak ada yang tersisa di sana,” kata Mahmoud, yang melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah.

“Dalam beberapa jam terakhir, telah terjadi serangan di kamp pengungsi Nuseirat, yang telah menjadi sasaran tanpa henti oleh berbagai serangan udara. Seluruh keluarga telah tewas dan tiba di rumah sakit dalam keadaan hancur atau berlumuran darah,” tambahnya.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada Selasa (24/9/2024) kembali menyerukan diakhirinya permusuhan. Ia mengatakan bahwa tidak ada yang dapat membenarkan kekejaman yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober maupun hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina oleh Israel.

“Komunitas internasional harus memobilisasi gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat, dan dimulainya proses yang tidak dapat diubah menuju solusi dua negara,” tulisnya di akun media sosial X.

Sedikitnya 41.534 warga Palestina tewas dan 96.092 lainnya luka-luka dalam perang Israel di Gaza. Sementara itu, jumlah korban tewas akibat serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober tahun lalu di Israel mencapai 1.139 orang, dengan lebih dari 200 lainnya disandera.

Baca Juga: Warga Gaza Palestina Ungkapkan Solidaritas terhadap Rakyat Lebanon

Verified Writer

Fatimah

Lifelong learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya