Tahanan Palestina di Israel Alami Penyiksaan dan Diserang Penyakit
Mereka berisiko meninggal tanpa akses ke perawatan medis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Laporan terbaru dari PBB dan kelompok hak medis mengungkapkan bahwa warga Palestina yang ditahan di kamp penahanan dan penjara Israel telah mengalami penyiksaan dan menghadapi risiko kematian akibat penyakit yang sebenarnya dapat diobati.
Dokter untuk Hak Asasi Manusia–Israel (PHRI) mengatakan, para tahanan Palestina tidak mendapatkan perawatan medis rutin dan dilarang pergi ke rumah sakit umum. Sebaliknya, mereka dirawat di rumah sakit lapangan primitif, di mana dokter memborgol pasien ke tempat tidur dan melarang mereka menggunakan kamar mandi.
“Tidak ada perawatan medis, kami khawatir banyak orang akan meninggal karena penyakit yang dapat disembuhkan. Waktu mempunyai dampaknya, dan kesehatan setiap orang Palestina yang ditahan di Israel berada dalam bahaya,” tutur Naji Abbas, direktur departemen tahanan dan narapidana kelompok tersebut, kepada The National.
“Seseorang yang memiliki tekanan darah atau diabetes, mereka dapat bertahan selama satu atau dua bulan. Namun, jika mereka tidak mendapatkan pengobatan selama 10 bulan, hal ini menjadi berbahaya," tambahnya.
1. Para tahanan juga mengalami pelecehan seksual
Kondisi yang dialami para tahanan Palestina di Israel menjadi sorotan pekan ini, setelah sembilan tentara Israel ditahan atas penganiayaan berat terhadap seorang tahanan pria di penjara Sde Teiman.
Pria tersebut dibawa ke rumah sakit dengan cedera dada yang mengancam nyawa dan luka parah di anus, yang menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan pelecehan seksual.
“Saya tidak percaya seorang sipir penjara Israel bisa melakukan hal seperti itu. Jika negara bagian dan anggota Knesset berpikir tidak ada batasan seberapa sering Anda dapat melakukan pelecehan terhadap tahanan, mereka harus membunuh mereka sendiri, seperti yang dilakukan Nazi, atau menutup rumah sakit,” kata Yoel Donchin, seorang dokter Israel, kepada Haaretz.
PHRI, yang mengetahui kasus di Sde Teiman, mengatakan bahwa tahanan yang dianiaya tersebut hanya dirawat di rumah sakit selama beberapa hari sebelum keberadaannya tidak diketahui.
“Kami khawatir bahwa setelah perawatan di rumah sakit selesai, korban dikembalikan ke Sde Teiman, di mana dia disiksa. Kami tidak tahu di mana dia sekarang,” ujar juru bicara PHRI, Ran Yaron.
Baca Juga: Lindungi Israel dari Iran, AS Tambah Pasukannya di Timur Tengah
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.