Serangan Dahsyat Israel di Ibu Kota Lebanon Buat Warga Trauma
Sejumlah warga tidur di jalan dan di mobil
Jakarta, IDN Times - Ketika Israel menggempur ibu kota Lebanon, Beirut, pada Jumat (27/9/2024), dalam serangan udara yang menewaskan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, ledakannya begitu dahsyat sehingga seorang ibu hamil khawatir bayinya tidak dapat bertahan.
"Saya hamil 8 bulan. Bayi di dalam perut saya bahkan tidak bergerak dan saya takut terjadi sesuatu, semoga tidak. Tapi akhirnya saya merasakannya," kata Zahraa, dikutip dari Reuters.
“Ya Tuhan, roket-roket yang kami lihat kemarin, api-api yang kami saksikan. Kami bisa mendengar setiap serangan. Kami bahkan belum tidur sedikit pun. Ada orang-orang yang tidur di jalanan atau tidur di mobil di sekitar kami," tambahnya.
Seperti penduduk Dahiyeh lainnya, yang merupakan basis Hizbullah, Zahraa, suami dan dua putranya dengan cepat mengemas barang-barat dan melarikan diri ke wilayah lain di Beirut. Setiap ledakan membuat kota tersebut bergetar.
1. Banyak tempat penampungan telah dipenuhi pengungsi
Banyak sekolah yang dijadikan sebagai tempat penampungan di Beirut sudah penuh dengan puluhan ribu orang yang melarikan diri dari Lebanon selatan sejak pekan lalu. Orang-orang yang baru mengungsi semalam mengatakan bahwa mereka tidak punya tempat untuk pergi.
Ali Hussein Alaadin, seorang warga Dahiyeh di pinggiran selatan Beirut, tampak kebingungan setelah serangkaian pemboman Israel terparah yang pernah terjadi di ibu kota tersebut dalam beberapa dekade. Dia hampir tidak punya cukup waktu untuk mengambil obat ayahnya. Salah satu bom menghantam sebuah gedung tepat di samping tempat tinggal mereka.
"Saya bahkan tidak tahu kami di mana. Kami berputar-putar sepanjang malam. Kami telah menghubungi LSM dan orang-orang lainnya sejak pagi," kata pria berusia 28 tahun itu.
Dia menambahkan, kelompok bantuan terus memberikan rekomendasi yang berubah-ubah mengenai tempat penampungan.
"Kami telah menghubungi semua orang dan mereka terus mengarahkan kami, entah nomor yang diberikan salah atau sibuk, atau mereka mengirim kami ke tempat lain. Sejak pukul 1.00 pagi, kami sudah berada di jalan," ujarnya.
Baca Juga: Palestina Khawatir Serangan Israel di Lebanon Tutupi Situasi di Gaza
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.