TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sempat Dipukuli, Warga Israel Dirawat dengan Baik saat Disandera Hamas

Lifshitz dan Cooper disandera, dibebaskan pada 23 Oktober 

bendera Israel (unsplash.com/Taylor Brandon)

Jakarta, IDN Times - Seorang warga Israel berusia 85 tahun yang dibebaskan oleh kelompok Palestina Hamas mengatakan bahwa dia dipukuli saat dibawa ke Gaza. Namun, dia kemudian diperlakukan dengan baik selama lebih dari dua minggu disandera.

“Orang-orang itu memukuli saya dalam perjalanan, mereka tidak mematahkan tulang rusuk saya tetapi sangat menyakiti saya,” kata Yocheved Lifshitz pada Selasa (24/10/2023), dikutip CNA.

“Mereka memperlakukan kami dengan baik,” ungkapnya, seraya menjelaskan bahwa seorang dokter mengunjunginya dan sandera lainnya setiap dua hingga tiga hari sekali dan memberikan mereka obat-obatan.

Lifshitz, yang juga merupakan aktivis perdamaian, dibebaskan bersama seorang perempuan lainnya bernama Nurit Cooper, 79 tahun, pada Senin (23/10/2023) malam.

Baca Juga: RS Indonesia di Gaza Mati Listrik karena Kehabisan Bakan Bakar 

1. Lifshitz sebut Hamas memperlakukan para sandera dengan lembut

Sebuah foto menunjukkan Lifshitz menjabat tangan seorang pasukan bersenjata Hamas, beberapa saat sebelum dia diserahkan ke Palang Merah Internasional di penyeberangan Rafah antara Gaza dan Mesir.

Ketika ditanya oleh wartawan mengapa dia berjabat tangan dengan pria bersenjata itu, perempuan tersebut mengatakan bahwa para penyandera telah memperlakukannya dan tawanan lainnya dengan baik.

“Mereka memperlakukan kami dengan lembut, dan menyediakan semua kebutuhan kami,” ujarnya.

Lifshitz mendeskripsikan para penculiknya sebagai orang-orang yang sangat ramah dan sopan yang telah merencanakan penyanderaan jauh-jauh hari.

“Mereka tampaknya siap untuk ini, mereka mempersiapkannya sejak lama, mereka memiliki semua yang dibutuhkan pria dan perempuan, termasuk sampo. Kami makan makanan yang sama seperti mereka – pitas dengan krim keju, keju leleh, mentimun. Itu adalah makanan sepanjang hari,” kata Lifshitz.

Baca Juga: Menlu Retno Cecar DK PBB soal Konflik Gaza: Kapan Bergerak?

2. Para sandera dibawa ke dalam terowongan bawah tanah

Lifshitz adalah penduduk Nir Oz kibbutz, salah satu komunitas Israel di dekat Jalur Gaza yang diserang Hamas pada 7 Oktober. Ia diculik bersama suaminya, Oded, dan dibawa dengan sepeda motor ke dalam terowongan di bawah Gaza. Terowongan itu digambarkan seperti jaring laba-laba yang besar.

Adapun suaminya, yang berusia 83 tahun, belum dibebaskan.

Lifshitz mengatakan dia termasuk di antara 25 sandera yang dibawa ke dalam terowongan itu. Setelah beberapa jam, lima orang dari desanya, termasuk dirinya, dibawa ke ruangan terpisah. Di sana, mereka masing-masing mendapat penjaga dan akses ke paramedis dan dokter.

Dia menggambarkan kondisi di dalam tempat tersebut cukup bersih, dengan kasur di lantai untuk mereka tidur. Tawanan lain yang terluka parah akibat kecelakaan sepeda motor selama perjalanan ke Gaza juga dirawat oleh dokter.

“Mereka memastikan kami tidak sakit, dan kami selalu menemui dokter setiap dua atau tiga hari.”

Dia juga mengatakan bahwa mereka memiliki akses terhadap obat-obatan yang mereka butuhkan. Selain itu, terdapat banyak perempuan di sana yang mengetahui tentang kebersihan kewanitaan.

Baca Juga: 2 Pekan Gempuran Israel ke Gaza, 4.651 Orang Tewas

Verified Writer

Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya