TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Penembakan di Sekolah Finlandia Dipicu oleh Perundungan

Tersangka merupakan siswa baru di sekolah tersebut

ilustrasi serangan penembakan (unsplash.com/Maxim Hopman)

Jakarta, IDN Times - Polisi Finlandia, pada Rabu (3/4/2024), mengatakan bahwa anak laki-laki berusia 12 tahun yang melakukan penembakan di sekolahnya merupakan korban perundungan. Pengalaman pahitnya itu kemudian memotivasinya untuk melancarkan serangan tersebut.

Tersangka pada Selasa (2/3/2024) membawa pistol ke sekolah Viertola di Vantaa, di sebelah utara ibu kota, Helsinki, dan menembak tiga siswa yang berusia 12 tahun. Salah satu korban kemudian meninggal dunia.

Tersangka ditangkap satu jam kemudian di daerah Siltamaki di Helsinki utara, hampir 4 km dari lokasi penembakan. Polisi mengatakan bahwa ia baru pindah ke sekolah Viertola awal tahun ini.

“Kami baru mengetahui hari ini bahwa ada pelaku intimidasi di balik tragedi tersebut,” kata penyelidik utama, Kepala Detektif Inspektur Marko Sarkka, kepada Reuters.

1. Tersangka gunakan pistol milik kerabatnya

Polisi mengatakan bahwa senjata yang digunakan tersangka adalah milik kerabat dekatnya. Namun, belum jelas bagaimana ia mendapatkan senjata tersebut.

“Masalah ini sedang diselidiki oleh polisi sebagai pelanggaran senjata api terpisah,” kata penyelidik.

Lantaran tersangka masih di bawah umur, ia belum bisa dimintai pertanggungjawaban pidana dan telah diserahkan ke dinas sosial.

Sementara itu, gedung-gedung publik di seluruh Finlandia menurunkan bendera setengah tiang mulai pukul delapan pada Rabu untuk memperingati hari berkabung atas kejadian itu.

Polisi mengatakan bahwa dua korban masih dirawat di rumah sakit karena menderita luka parah. Salah seorang korban disebut berasal dari Kosovo.

Baca Juga: Penembakan Sekolah di Finlandia: 1 Siswa Tewas dan 2 Terluka

2. Perundungan di sekolah meningkat di Finlandia

Finlandia mengalami peningkatan perundungan di sekolahan. Menurut studi yang dilakukan oleh lembaga kesehatan masyarakat THL pada 2023, sekitar 8,6 persen siswa yang berusia sekitar 12 tahun mengaku pernah menjadi sasaran perundungan setidaknya sekali seminggu, naik dari 7,2 persen pada 2019.

"Selama bertahun-tahun (kami telah mengulangi) bahwa kita perlu menanggapi kekerasan antar anak dalam masyarakat dengan serius," kata Elina Pekkarinen, Ombudsman Hak Anak Finlandia, kepada Kantor berita Finlandia STT.

Ia menambahkan bahwa tindakan kekerasan, khususnya di kalangan anak-anak di bawah 15 tahun, telah meningkat selama beberapa tahun.

Verified Writer

Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya