Palestina Khawatir Serangan Israel di Lebanon Tutupi Situasi di Gaza
Perang di Gaza menjadi isu sekunder bagi berbagai media
Jakarta, IDN Times - Warga Palestina khawatir serangan Israel di Lebanon dapat mengalihkan perhatian internasional dari perang di Gaza dan menyembunyikan lebih banyak pembantaian di wilayah tersebut.
Sejak Senin (23/9/2024), militer Israel telah melancarkan serangkaian serangan udara di wilayah selatan dan timur Lebanon yang menargetkan pejuang Hizbullah. Otoritas Lebanon melaporkan bahwa lebih dari 620 orang tewas dan lebih dari 2 ribu lainnya terluka, termasuk warga sipil.
Sebagai balasan, Hizbullah meluncurkan serangan rudal secara intensif, dengan beberapa di antaranya mencapai wilayah tengah Israel.
“Saya turut berduka cita atas saudara-saudari kami di Lebanon. Tampaknya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya melakukan lebih banyak pembantaian di Lebanon dan Gaza. Saya khawatir peristiwa terbaru di Lebanon telah mengalihkan perhatian dari kondisi kehidupan yang mengerikan di Gaza dan upaya untuk merundingkan gencatan senjata," kata Samir al-Saady, seorang ayah berusia 60 tahun di Gaza.
“Peristiwa di Jalur Gaza telah menjadi isu sekunder bagi berbagai media. Kami benar-benar dilupakan. Tidak ada berita tentang kami di media atau mengenai perundingan gencatan senjata," tambahnya.
1. Warga khawatir tidak dapat kembali ke rumah mereka
Pengungsi Palestina lainnya, Anan al-Jarousha, mengungkapkan bahwa dia khawatir perang di Gaza akan berlangsung lama, sehingga mereka tidak dapat kembali ke rumah mereka.
“Kami berharap dapat kembali ke rumah kami setelah Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel. Sekarang, saya ragu hal itu akan terjadi dalam waktu dekat,” kata ayah tujuh anak berusia 46 tahun tersebut.
Shireen Ahmed, yang tinggal di kamp pengungsi al-Nuseirat, juga berharap dapat kembali ke Kota Gaza, meskipun rumahnya telah hancur.
“Selama Israel menyerang Lebanon, mereka tidak akan pernah mengizinkan kami untuk kembali ke rumah dan daerah kami. Kami akan tetap menjadi pengungsi tunawisma untuk waktu yang lama,” ujarnya.
Organisasi-organisasi Palestina dan internasional melaporkan, 90 persen penduduk Gaza saat ini telah kehilangan tempat tinggal akibat pemindahan paksa dan penghancuran rumah-rumah mereka akibat serangan Israel. Ratusan ribu orang kini tinggal di tempat penampungan yang tidak layak dan berjuang untuk mendapatkan makanan dan air bersih.
Lebih dari 41 ribu orang telah tewas akibat serangan Israel di Gaza. Perang ini dimulai setelah pejuang Hamas melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan sekitar 250 lainnya disandera.
Baca Juga: Gaza Tolak Terima 88 Jenazah Tanpa Identitas dari Israel
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.