TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mpox: Konferensi Kesehatan Internasional di Maroko Ditunda

Maroko laporkan kasus pertama mpox pada Kamis

ilustrasi warga Maroko (unsplash.com/Max Brown)

Intinya Sih...

  • Kasus mpox pertama dilaporkan di Maroko pada Kamis, 12 September 2024.
  • Konferensi Internasional Kesehatan Masyarakat ke-4 ditunda karena wabah mpox, tanpa tanggal baru yang disebutkan.
  • Tayeb Hamdi menyatakan bahwa Maroko telah menangani respons terhadap wabah dengan baik, tetapi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengambil tindakan pencegahan.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Maroko pada Jumat (13/9/2024) mengumumkan bahwa acara internasional mengenai kesehatan masyarakat, yang akan diadakan di negara tersebut pada November, telah ditunda karena kekhawatiran mengenai wabah mpox.

Dilansir dari Anadolu, keputusan untuk menunda Konferensi Internasional Kesehatan Masyarakat ke-4 ini diambil berdasarkan permintaan resmi dari Jean Kaseya, Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika). Kementerian tidak menyebutkan tanggal baru untuk konferensi tersebut.

Dalam pertemuan dengan Menteri Kesehatan Maroko Khalid Ait Taleb, Kaseya menekankan bahwa mengendalikan krisis mpox adalah prioritas utama. Ia juga menyoroti tantangan kesehatan yang dihadapi benua Afrika akibat kasus mpox, termasuk kasus pertama yang dilaporkan di Maroko pekan ini.

Menurut data dari CDC Afrika, benua tersebut telah mencatat lebih dari 26 ribu dugaan kasus mpox dengan 724 kematian tahun ini. Sebagian besar kasus terjadi di Kongo, yang merupakan pusat wabah tersebut.

1. Kasus mpox terjadi pada seorang pria di Marrakesh

Maroko mengonfirmasi kasus mpox pertamanya pada Kamis (12/9/2024), sebulan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah tersebut sebagai darurat kesehatan global.

Kementerian kesehatan Maroko mengatakan bahwa virus itu menginfeksi seorang pria di kota Marrakesh, tanpa menyebutkan varian apa yang menyerangnya. Pria tersebut telah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi stabil.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis, otoritas Maroko mengatakan bahwa mereka telah melacak dan memantau kesehatan semua orang yang pernah melakukan kontak dengan pria tersebut, namun tidak ada seorang pun yang menunjukkan gejala.

Mpox menyebar melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi. Penyakit ini menimbulkan gejala seperti demam, nyeri otot, dan lesi berisi nanah di seluruh tubuh. Jika tidak segera ditangani, mpox bisa berakibat fatal.

2. Mpox lebih mudah menyebar di negara-negara Afrika

Dilansir dari The New Arab, Tayeb Hamdi, seorang peneliti di bidang sistem dan kebijakan kesehatan Maroko, mengatakan bahwa mpox lebih mudah menyebar di negara-negara Afrika dibandingkan wilayah lainnya.

“Semua negara rentan – Maroko berada di Afrika dan memiliki hubungan yang kuat dengan negara-negara Afrika… jadi, hal ini mengikuti logika epidemiologi,” jelasnya.

Namun menurut Hamdi, Maroko sejauh ini telah menangani respons terhadap wabah tersebut dengan baik.

“Tujuan dari sistem pemantauan, pengawasan, dan kewaspadaan bukan untuk mencegah masuknya virus ke suatu negara, tetapi untuk mendeteksi kasus impor sedini mungkin dan meminimalkan kasus sekunder dan penularan lokal,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk untuk tetap waspada dan mengambil tindakan pencegahan sedini mungkin sebelum penyakit tersebut menyebar lebih luas.

“Bagi masyarakat dan petugas kesehatan, tindakan kebersihan yang biasa dilakukan, seperti mencuci tangan dan menghindari kontak dengan individu yang menunjukkan gejala mirip mpox sampai terbukti sebaliknya, harus dipatuhi,” katanya, seraya menambahkan bahwa petugas kesehatan juga harus menyelidiki kasus mpox secara menyeluruh.

Verified Writer

Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya