Khawatir Disadap Rusia, Ukraina Larang Pejabat Gunakan Telegram
Aturan ini berlaku pada pejabat pemerintah dan militer
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ukraina telah melarang penggunaan aplikasi pesan Telegram pada perangkat resmi yang digunakan oleh pejabat pemerintah dan militer, serta staf penting lainnya.
Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional (Rnbo), yang berpengaruh di negara tersebut, mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk meminimalkan ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia.
"Telegram secara aktif digunakan oleh musuh untuk serangan siber, penyebaran phishing dan perangkat lunak berbahaya, pelacakan lokasi pengguna, serta koreksi serangan rudal," kata Rnbo dalam sebuah pernyataan pada Jumat (20/9/2024), dikutip dari BBC.
1. Rusia dituduh dapat mengakses data pribadi pengguna Telegram
Rnbo menyatakan, larangan tersebut disepakati dalam sebuah pertemuan antara pejabat tinggi keamanan informasi Ukraina, militer, dan anggota parlemen.
Pihaknya mengatakan bahwa Kepala Intelijen Militer, Kyrylo Budanov, telah memberikan bukti yang dapat dipercaya mengenai kemampuan intelijen Rusia untuk mengakses korespondensi pribadi pengguna Telegram, termasuk pesan yang sudah dihapus.
“Saya selalu mendukung dan terus mendukung kebebasan berpendapat, namun persoalan Telegram bukanlah persoalan kebebasan berpendapat, ini persoalan keamanan nasional,” kata Budanov.
Secara terpisah, Andriy Kovalenko, kepala pusat penanggulangan disinformasi Rnbo, menjelaskan bahwa larangan tersebut hanya diterapkan pada perangkat resmi, bukan pada ponsel pribadi. Ia juga menambahkan bahwa pejabat pemerintah dan personel militer masih dapat menggunakan dan memperbarui halaman resmi Telegram mereka.
Baca Juga: Rusia Akan Dukung Pakistan Bergabung di BRICS
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.