TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenya Akhiri Program Pertukaran Dokter dengan Kuba

Program itu mendapat banyak penolakan dari dokter Kenya

ilustrasi dokter (unsplash.com/Online Marketing)

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan Kenya Nakumicha Wafula mengumumkan bahwa pemerintah tidak lagi memperbarui perjanjian pertukaran dokter dengan Kuba yang telah berlangsung selama enam tahun.

Berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada 2017, 50 dokter Kenya dikirim ke Kuba untuk menjalani pelatihan khusus, sementara 100 dokter Kuba akan membantu meningkatkan layanan di rumah sakit Kenya. 

“Kami telah memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian dengan para dokter Kuba. Tenaga kesehatan profesional kami berkomitmen terhadap hal ini,” kata Nakumicha pada Rabu (11/10/2023), dikutip Kenyans.

Ia juga menyatakan keyakinannya terhadap kemampuan para dokter lokal dalam menangani operasi di seluruh rumah sakit di Kenya dengan kompeten.

Baca Juga: Kuba Sebut Kantor Kedubesnya di AS Dapat Serangan Teroris

Baca Juga: AS-Kenya Perkuat Hubungan Pertahanan Jelang Misi ke Haiti

1. Dokter Kuba peroleh upah dan fasilitas yang lebih baik

Program yang diusung pada masa pemerintahan mantan Presiden Uhuru Kenyatta itu menuai banyak kontroversi. Sebagian besar dikarenakan para dokter Kuba menerima gaji yang lebih tinggi dibandingkan dokter di Kenya

Dilansir Associated Press, Komisi Gaji dan Renumerasi Kenya mengatakan bahwa gaji bulanan masing-masing dokter Kuba berkisar 5.300 dolar AS (sekitar Rp83 juta), sementara gaji dokter lokal dalam kategori yang sama antara 1.600 hingga 2.300 dolar AS (sekitar Rp25 juta-36juta).

Selain itu, para dokter Kuba juga mendapat tunjangan perjalanan dan perumahan yang lebih baik. Kondisi ini berbeda jauh dengan para dokter dan perawat Kenya, yang sering melakukan mogok kerja untuk menuntut gaji dan kondisi kerja yang lebih baik.

2. Program itu dinilai hanya membuang sumberdaya negara

Para legislator dan Persatuan Praktisi Medis, Apoteker, dan Dokter Gigi Kenya mengatakan program tersebut hanya membuang-buang sumber daya, ketika negara itu sedang berjuang dengan ribuan dokter dan spesialis yang menganggur.

Serikat pekerja medis mengatakan uang yang digunakan untuk membayar gaji para dokter Kuba bisa saja digunakan untuk mempekerjakan dokter di Kenya atau untuk membeli peralatan medis untuk rumah sakit setempat yang seringkali kekurangan fasilitas dasar dan obat-obatan.

Baca Juga: Semakin Ditekan Barat, Kuba-Rusia Makin Mesra

Verified Writer

Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya