TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Irak Peringatkan Ancaman Eskalasi Konflik di Timur Tengah

Sistani juga mendesak diakhirinya perang di Gaza

ilustrasi perang (unsplash.com/Duncan Kidd)

Jakarta, IDN Times - Ulama Syiah terkemuka di Irak, Ayatollah Ali Sistani, pada Sabtu (10/8/2024) memperingatkan bahwa pembunuhan pemimpin Hamas dan Hizbullah baru-baru ini dapat memicu risiko eskalasi konflik di kawasan Timur Tengah, yang berisiko menimbulkan bencana.

Sistani juga mendesak diakhirinya genosida di Gaza, setelah serangan Israel pada Sabtu di sebuah sekolah yang menampung pengungsi Palestina menewaskan lebih dari 90 orang.

“Sekali lagi, tentara pendudukan Israel telah melakukan pembantaian besar-besaran, menambah serangkaian kejahatan yang sedang berlangsung di Gaza," kata Sistani dalam sebuah pernyataan, dikutip Arab News.

1. Sistani desak umat Islam bersatu untuk hentikan perang di Gaza

Pada 31 Juli, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh dalam serangan yang diduga didalangi oleh Israel, di ibu kota Iran, Teheran. Insiden Itu terjadi hanya beberapa jam setelah Israel membunuh komandan militer senior Hizbullah Fuad Shukr dalam serangan di lingkungan selatan Beirut, Lebanon. 

Baik Iran dan Hizbullah telah bersumpah akan melakukan pembalasan terhadap Israel. Situasi ini semakin menimbulkan kekhawatiran tentang konflik regional.

“Kami sekali lagi menyerukan dunia untuk melawan kebrutalan yang mengerikan ini,” kata Sistani, seraya mendesak umat Islam untuk bersatu demi mendesak diakhirinya perang di Gaza.

Perang tersebut berawal ketika Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel selatan pada 7 Oktober, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyebabkan 250 lainnya disandera.

Sebagai pembalasan, Israel melakukan serangan udara dan darat secara besar-besaran di Jalur Gaza, yang sejauh ini telah menewaskan sedikitnya 39.790 warga Palestina. 

Baca Juga: Israel Bom Sekolah di Gaza, 100 Orang Tewas

2. Sekitar 93 orang tewas akibat Israel serang sekolahan

Sedikitnya 93 orang tewas setelah serangan udara Israel menghantam sebuah gedung sekolah yang menampung para pengungsi di Kota Gaza pada Sabtu. Serangan itu terjadi ketika para penghuninya sedang melaksanakan salat subuh.

“Sejauh ini, ada lebih dari 93 orang yang mati syahid, termasuk 11 anak-anak dan enam perempuan. Masih ada sisa-sisa yang belum teridentifikasi,” kata juru bicara pertahanan sipil Palestina, Mahmoud Bassal.

Ia menyebut ada sekitar 350 keluarga yang mengungsi di gedung tersebut. Baik lantai atas yang menjadi tempat tinggal keluarga dan lantai bawah, yang digunakan sebagai masjid, terkena serangan.

Sementara itu, militer Israel menuduh gedung tersebut digunakan sebagai pusat komando militan.

"Kompleks tersebut, dan masjid yang diserang di dalamnya, berfungsi sebagai fasilitas militer Hamas dan Jihad Islam yang aktif,” tulis Nadav Shoshani di media sosial X.

Verified Writer

Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya