TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demonstrasi Pembunuhan Pemimpin Hizbullah Berujung Ricuh di Pakistan

Beberapa polisi terluka akibat dilempar batu oleh massa

bendera Pakistan (unsplash.com/Abuzar Xheikh)

Jakarta, IDN Times - Pengunjuk rasa di kota Karachi, Pakistan, terlibat bentrok dengan polisi pada Minggu (29/9/2024) selama demonstrasi yang mengecam pembunuhan pemimpin Hizbulah, Hassan Nasrallah, dalam serangan Israel di Lebanon. Kericuhan ini terjadi saat polisi berusaha menghalau massa yang ingin mencapai konsulat Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, polisi mengatakan bahwa tujuh petugas terluka dan dirawat di rumah sakit akibat pelemparan batu oleh pengunjuk rasa.

Organisasi jurnalis, Crime Reporters’ Association, juga melaporkan bahwa beberapa reporter yang meliput demonstrasi tersebut terluka, dan beberapa mobil milik saluran berita swasta mengalami kerusakan.

"Polisi terpaksa menggunakan pentungan dan gas air mata terhadap mereka yang melanggar garis pengaman dalam upaya membubarkan kerumunan," kata Wakil Inspektur Jenderal Polisi, Asad Raza.

Dia menambahkan bahwa pengunjuk rasa berusaha mencapai area di luar batasan yang telah disepakati sebelumnya dengan penyelenggara. Ia mengatakan, polisi akan mengambil tindakan hukum terhadap pengunjuk rasa yang melakukan tindakan kekerasan.

1. Sekitar 3 ribu orang mengikuti demonstrasi tersebut

Ribuan orang melakukan protes di seluruh Pakistan setelah Hizbullah mengonfirmasi pada Sabtu (28/9/2024) kematian pemimpin senior mereka akibat serangan Israel. Tel Aviv mengatakan bahwa Nasrallah terbunuh dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada Jumat (27/9/2024).

Di Karachi, sekitar 3 ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak, menghadiri unjuk rasa yang diorganisir oleh partai politik keagamaan Syiah pro-Iran, Majlis Wahadatul Muslimeen (MWM). Mereka meneriakkan slogan-slogan yang menentang Israel dan sekutu setianya sambil membawa poster-poster Nasrallah.

“Kesepakatan telah dicapai dengan para pengunjuk rasa untuk mengadakan demonstrasi damai, sementara polisi telah menawarkan untuk memfasilitasi pertemuan antara beberapa pemimpin demonstrasi dan perwakilan dari Konsulat AS, Namun, para pengunjuk rasa melanggar kesepakatan ini dan merusak kontainer yang ditempatkan di dekat Konsulat AS dan mencoba melanjutkan aksinya,” jelas Raza.

Selain melempar batu ke arah polisi, beberapa pengunjuk rasa juga diduga melepaskan tembakan ke udara, sehingga memaksa aparat menggunakan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa.

Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Tewas, Lebanon Berkabung Selama 3 Hari

2. Penyelenggara kecam respons polisi

Menteri Dalam Negeri Sindh, Ziaul Hassan Lanjar, meminta pihak berwenang memberikan rincian lebih lanjut mengenai kejadian itu.

“Warga sipil, termasuk jurnalis, harus diselamatkan dan lebih banyak polisi harus dikerahkan untuk menghentikan kerusuhan dan pelemparan batu,” kata menteri tersebut dalam sebuah pernyataan di media sosial X.

“Semua langkah yang mungkin dilakukan harus diambil untuk menegakkan supremasi hukum dan melindungi kehidupan dan harta benda warga negara," tambahnya.

Sementara itu, departemen informasi MWM Sindh merilis pernyataan yang mengecam respons polisi dalam demonstrasi tersebut, menyebutnya sebagai tindakan yang memalukan.

“Penembakan gas air mata oleh polisi terhadap unjuk rasa yang diadakan untuk berkabung atas syahidnya (Nasrallah) adalah sesuatu yang memalukan. Pemerintah Sindh telah jelas menyatakan bahwa mereka berpihak pada Amerika dan Israel, bukan pada para korban di Gaza," kata MWM, dikutip dari Dawn.

Pihaknya mendesak pemerintah untuk menutup kedutaan AS di Pakistan dan mengusir para diplomatnya

3. Pakistan kecam serangan militer Israel di Lebanon

Pembunuhan Nasrallah menandai peningkatan signifikan dalam konflik lintas batas antara Hizbullah dan Israel selama hampir setahun terakhir. Peristiwa ini berisiko memicu perang yang lebih luas di Timur Tengah.

“Pakistan mengutuk keras meningkatnya petualangan Israel di Timur Tengah. Tindakan sembrono kemarin yang membunuh Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon merupakan eskalasi besar di wilayah yang sudah bergejolak," kata Kementerian Luar Negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan pada Minggu.

Hizbullah memulai serangan lintas batas dengan intensitas rendah terhadap pasukan Israel sehari setelah sekutunya di Palestina, Hamas, melancarkan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, yang memicu perang di Gaza.

Hampir setahun kemudian, Israel mengumumkan bahwa mereka mengalihkan fokus perangnya di wilayah utara untuk menghadapi Hizbullah.

Menurut laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang telah tewas dan 6 ribu lainnya terluka akibat serangan Israel di negara tersebut dalam dua minggu.  terakhir. Pemerintah mengatakan bahwa total satu juta orang, atau seperlima populasi, juga telah mengungsi.

Baca Juga: Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Dibunuh Pakai Bom Buatan AS

Verified Writer

Fatimah

Lifelong learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya