Bantuan Terhambat, Warga Gaza Tidak Punya Cukup Makanan Bulan Ini
Truk-truk bantuan dari Mesir mengantri untuk masuk ke Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kelompok bantuan mengatakan bahwa lebih dari 1 juta orang di Gaza tidak akan memiliki cukup makanan bulan ini. Pasalnya, truk-truk yang mengangkut bantuan makanan dari Mesir terjebak dalam antrean panjang saat menunggu untuk melewati pos pemeriksaan Israel. Banyak sayuran segar atau daging bahkan membusuk di tengah jalan.
“Kami memperkirakan lebih dari satu juta warga Gaza akan hidup tanpa makanan pada September. Lebih dari separuh obat-obatan di pusat kesehatan kita hampir habis, begitu pula klorin untuk penjernihan air dan kebutuhan pokok lainnya," kata Sam Rose, wakil direktur senior badan bantuan PBB untuk Palestina (UNRWA) di Gaza, dikutip dari The Guardian.
Ia menambahkan, UNRWA terpaksa mencoba mengimpor barang-barang tunggal seperti sabun, karena paket yang berisi barang seperti deterjen dan sabun telah dilarang masuk.
“Kami yakin akan lebih baik jika kami membawa sabun batangan daripada mencoba hal yang lebih rumit. Ini menunjukkan betapa menyedihkannya situasi saat ini, kami terpaksa melakukan upaya minimal untuk meningkatkan kondisi kebersihan, yang merupakan keadaan yang sangat buruk dalam situasi di mana terdapat peningkatan risiko penyakit menular," ujarnya.
1. Jumlah bantuan yang masuk berkurang sejak Israel merebut perbatasan Rafah
Amed Khan, pendiri organisasi bantuan Elpida, mengatakan bahwa kelompoknya tidak berhasil membawa pasokan medis ke wilayah tersebut selama beberapa bulan.
"Jumlah bantuan yang masuk adalah jumlah minimum yang diperlukan untuk memastikan bahwa orang-orang tidak langsung meninggal karena kelaparan. Mereka bisa saja meninggal dalam tiga tahun dari sekarang karena kekurangan gizi yang berkepanjangan, namun jumlah truk tersebut adalah jumlah minimum yang diperlukan untuk memastikan mereka tidak meninggal segera, dan menghindari kemarahan internasional," ungkapnya.
Khan menunjukkan data PBB yang memperlihatkan minimnya bantuan yang masuk ke Gaza sejak pasukan Israel mengambil alih titik penyeberangan Rafah pada Mei. Pada Juli, rata-rata 100 truk masuk setiap hari, sebagian besar melalui penyeberangan Kerem Shalom di selatan. Jumlah ini berkurang menjadi setengahnya pada Agustus, dan hanya 147 truk yang sejauh ini masuk pada September.
Sementara itu, data dari badan militer Israel yang mengawasi masuknya barang-barang ke Gaza, COGAT, menunjukkan bahwa jumlah truk yang melewati titik perbatasan dari sisi Israel lebih tinggi.
Para pekerja kemanusiaan menjelaskan bahwa perbedaan ini disebabkan oleh variasi ukuran truk, proses penyaringan oleh COGAT yang mengharuskan truk-truk sebagian kosong, serta adanya truk yang membawa barang non-bantuan untuk dijual di pasar lokal, sering kali dengan harga yang tidak terjangkau.
“Sebagai akibat dari antrean di Kerem Shalom, ribuan truk terjebak di Mesir, menanggung biaya penundaan yang mencapai beberapa juta dolar setiap bulan,” kata Rose.
Baca Juga: WHO Evakuasi 97 Pasien dari Jalur Gaza ke Uni Emirat Arab
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.