TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Safari Wukuf untuk Jemaah yang Tak Mampu, Ini Mekanismenya

Melalui pemeriksaan dan rekomendasi dokter

Kepala Daker Makkah saat mendorong lansia di Masjidil Haram, Jumat (24/5/2024). IDN Times/Faiz Nashrillah

Makkah, IDN Times - Wukuf atau ibadah puncak haji di Arafah yang akan tiba dalam dua pekan ke depan membuat Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) terus mempersiapkan diri. Tak hanya penginapan, mereka juga menyiapkan berbagai layanan khusus jemaah Lanjut Usia (Lansia) dan Risiko Tinggi (Risti).

Bagi jemaah yang benar-benar tidak mampu akan mendapatkan layanan Safari Wukuf. Seperti apa mekanisme layanan Safari Wukuf yang disiapkan oleh PPIH tersebut?

Baca Juga: Jemaah Haji yang Punya Riwayat Jantung dan Ada Keluhan, Langsung Lapor

1. Safari Wukuf untuk jemaah yang benar-benar tidak mampu

Pemeriksaan kesehatan jemaah haji di Poli Risti, Sektor 2 Makkah, Jumat (31/5/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Kepala Daerah Kerja Makkah, Khalilurrahman mengatakan, Safari Wukuf adalah layanan bagi jemaah yang secara kesehatan dan fisik tidak memungkinkan untuk menjalani Wukuf. Dari tempat penginapan atau rumah sakit, mereka akan dibawa menuju ke padang Arafah menggunakan bus atau kendaraan kesehatan lainnya. Tak seperti jemaah lain, mereka juga tidak diwajibkan mabit atau menginap di Mina maupun Muzdalifah. 

''Kita sudah mengadakan persiapan, membuat skema bagaimana jamaah yang nanti tidak punya pendamping yang dinyatakan oleh dokter memang tidak bisa wukuf seperti jemaah lainnya tetap bisa Wukuf,'' ujarnya, Sabtu (1/6/2024).

Wukuf sendiri adalah salah satu rukun haji yang harus dilaksanakan oleh jemaah dengan kondisi apa pun. Jika rukun ini ditinggalkan, maka ibadah haji tidak sah. 

2. Jemaah yang akan menjalani Safari Wukuf akan didata dan mendapatkan rekomendasi dokter

Jemaah haji di Masjidil Haram, Jumat (31/5/2024) dini hari. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Mekanisme Safari Wukuf, kata Khalil, akan dimulai dari pendataan oleh petugas haji maupun dokter di Klinik Kesehatan Indonesia (KKHI). Mereka kemudian akan menjaring siapa yang layak yang berhak untuk mendapatkan Safari Wukuf.

Menurut Khalil, ada beberapa pertimbangan dalam menentukan layak atau tidaknya jemaah mendapat fasilitas ini. ''Pertama usia, kemudian juga kesehatan. Lalu, penyakit apa yang mereka derita. Selanjutnya, ada atau tidaknya pendamping,'' ujarnya. 

 

Baca Juga: Catat! Ini Syarat dan Cara Daftar Haji Reguler

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya