TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO: Serangan Bom Israel ke Tenda Pengungsi di Rafah Keterlaluan!

Tenda-tenda yang menaungi warga di Rafah dibom Israel

Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepala WHO. (Instagram.com/drtedros)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan keprihatinan atas pengeboman yang dilakukan Israel terhadap tenda-tenda yang menaungi warga sipil di Rafah, Jalur Gaza selatan, hingga menyebabkan korban jiwa.

"Laporan menyatakan bahwa tenda-tenda yang menaungi warga di Rafah dibom, dilaporkan menewaskan 11 orang dan melukai 50 lainnya, termasuk anak-anak, sungguh keterlaluan dan tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus pada platform X, dikutip dari ANTARA, Minggu (3/3/2024).

"Di antara mereka yang tewas adalah petugas kesehatan. Petugas kesehatan dan warga sipil #BukanTarget, dan harus dilindungi kapanpun," lanjutnya. Ia pun mendesak Israel untuk melakukan gencatan senjata.

 

1. Lebih dari 1,4 juta warga Palestina mengungsi di Rafah akibat serangan Israel di Gaza

Gaza Palestina (twitter.com/Al Jazeera English)

Lebih dari 1,4 juta warga Palestina mengungsi akibat serangan Israel di Gaza berkumpul di Rafah, mencari perlindungan dari pertempuran.

Rencana Israel untuk melakukan serangan terhadap kota tersebut telah menimbulkan peringatan internasional, dan banyak negara mendesak agar operasi tersebut ditahan atau dibatalkan.

2. Sekjen PBB menyerukan penyelidikan independen atas serangan Israel

Sekjen PBB, Antonio Guterres. (twitter.com/@antonioguterres)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyerukan penyelidikan independen dan kredibel terhadap pembunuhan lebih dari 100 warga sipil Palestina yang menunggu bantuan di Gaza oleh Israel.

Hal tersebut diungkapkan oleh juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric dalam sebuah pengarahan.

“Sekretaris Jenderal (Antonio Guterres) sendiri kemarin mengatakan, bahwa perlu ada penyelidikan yang independen dan kredibel atas apa yang terjadi,” kata dia dikutip dari Anadolu, Sabtu (2/3/2024).

Menurut Dujarric, Guterres mendesak adanya akuntabilitas atas segala sesuatu yang telah terjadi sejak 7 Oktober, pascakelompok Palestina Hamas meluncurkan serangan ke Israel.

 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya