TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Venezuela Setujui Deportasi Migran Ilegal dari AS

Krisis migrasi terjadi di perbatasan AS-Meksiko

kondisi kamp migran di Tijuana, Meksiko (unsplash.com/barbarazandoval)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Venezuela menyetujui deportasi warga negaranya dari Amerika Serikat (AS) pada Jumat (6/10/2023) karena masuk secara ilegal. Kedua pihak juga sudah membicarakan soal masalah migrasi meskipun memutus hubungan diplomatik sejak 2019. 

Belakangan ini, ribuan migran asal Venezuela dan berbagai negara lain terus berdatangan ke perbatasan Meksiko-AS. Bahkan, migran tersebut menggunakan cara berbahaya dengan menaiki atap kereta api barang di Meksiko untuk menuju ke perbatasan AS. 

Pada Juni 2023, sebanyak 11.506 warga negara Venezuela yang ditangkap di perbatasan AS-Meksiko. Pada Agustus 2023, jumlah migran asal negara Amerika Selatan itu di AS melonjak tajam hingga 22.172 orang. 

Baca Juga: Venezuela Berhasil Kontrol Penjara yang Dikuasai Geng Kriminal

Baca Juga: AS Tawarkan Status Legal dan Izin Kerja untuk Migran Venezuela 

1. Semua warga Venezuela yang masuk tidak resmi akan dideportasi

Pakar di Departemen Keamanan Tanah Air (DHS), Blas Nunez-Neto mengatakan bahwa persetujuan terkait masalah migrasi antara AS dan Venezuela telah disetujui. Ia pun menyebut dialog terus dilakukan antara kedua negara. 

"Pemerintah Venezuela menyetujui pemulangan migran yang masuk secara ilegal ke teritori AS. Caracas juga sudah memutuskan secara independen untuk memperbolehkan repatriasi migran dari teritori AS," ungkap Nunez-Neto, dilansir La Prensa Latina.

Sampai saat ini, masih belum diketahui berapa banyak penerbangan langsung pemulangan migran dari AS ke Venezuela. Ia memastikan bahwa semua warga Venezuela yang tidak dapat menunjukkan legalitas masuk ke AS akan dipulangkan. 

"Otoritas AS sudah mengidentifikasi individu yang akan menjadi bagian dari penerbangan pertama ke Venezuela," tambahnya. 

2. Aktivis HAM kecam pemulangan migran Venezuela

Presiden WOLA (Washington Office on Latin America), Carolina Jimenez mengatakan bahwa keputusan pemerintahan Joe Biden ini melanggar hak asasi manusia karena mayoritas migran Venezuela menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan. 

"Terdapat sebuah desakan untuk menghargai prinsip non-refoulement, di mana tidak ada orang yang benar-benar membutuhkan perlindungan dideportasi. Keputusan ini sangatlah disayangkan," terang Jimenez. 

HRW (Human Right Watch) mengecam keputusan deportasi massal ribuan warga Venezuela dari AS. Mereka menganggap pemulangan itu akan membawa mereka ke dalam risiko yang lebih besar. 

"Warga Venezuela melarikan diri karena mengalami darurat kemanusiaan dan persekusi. Mengirim mereka kembali ke negaranya berpotensi membawa banyak migran kembali ke dalam masalah dan risiko," terangnya. 

Baca Juga: Venezuela Tolak Intervensi AS soal Sengketa Perbatasan Guyana

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya