Ukraina Larang Gereja Ortodoks Rusia Beroperasi di Negaranya
Ukraina tuduh Gereja Ortodoks sebagai mata-mata Soviet
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Parlemen Ukraina Ruslan Stefanchuk, pada Jumat (23/8/2024), resmi menyetujui hukum yang melarang operasional Gereja Ortodoks Rusia di negaranya. Keputusan ini menyusul dukungan Gereja Ortodoks Rusia terhadap invasi skala besar Rusia ke Ukraina.
Parlemen Ukraina sudah merencanakan larangan operasional Gereja Ortodoks Rusia sejak Oktober 2023. Rencana itu menyusul dukungan penuh pimpinan Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill terhadap perang melawan pemerintah Ukraina dan liberalisme Barat.
1. Setujui hukum penyederhanaan proses kewarganegaraan bagi sukarelawan perang
Stefanchuk mengatakan, Parlemen Ukraina sudah menyetujui Rancangan Undang-Undang (RUU) penting di negaranya dalam melawan pengaruh Rusia.
"Pekan ini, Parlemen Ukraina sudah menyetujui RUU penting untuk kepentingan negara. Saya, hari ini, sudah menandatangani dokumen nomor 8371 yang memastikan keteraturan konstitusional mengenai urusan keagamaan di Ukraina yang telah dipengaruhi kuat oleh Gereja Rusia," terangnya, dikutip Ukrainska Pravda.
Di samping dokumen mengenai larangan operasional Gereja Ortodoks Rusia, Stefanchuk juga menyetujui dokumen mengenai penyederhanaan proses kewarganegaraan bagi sukarelawan asing.
"Saya akan menyerahkan dokumen ini kepada presiden soal hukum militer, termasuk penyederhanaan proses mendapatkan kewarganegaraan Ukraina bagi sukarelawan asing dalam militer. Kami juga mendukung tentara Ukraina yang berperang di luar teritori Ukraina," sambungnya.
Baca Juga: Rusia Dakwa Jurnalis CNN Asal AS yang Masuk ke Kursk
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.