Tunisia Tetapkan Pemimpin Oposisi Sebagai Tahanan Rumah
Kerap kritik Presiden Kais Saied
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Tunisia, pada Minggu (3/9/2023), menetapkan pemimpin oposisi Abdel Karim Harouni sebagai tahanan rumah. Otoritas setempat pun tidak memberikan keterangan terkait kesalahan yang dilakukan oleh Harouni.
Belakangan ini, situasi di Tunisia masih terus dihantui oleh krisis politik dan ekonomi. Bahkan, Preiden Kais Saied dianggap terus mengarah ke autoritarianisme setelah menginstruksikan penangkapan dan hukuman kepada pemimpin oposisi di negaranya.
Baca Juga: Tunisia dan Libya Setuju Tampung Bersama Migran Terlantar
1. Koalisi oposisi kecam tolak tindakan otoritas Tunisia
Mendengar penahanan ini, koalisi oposisi pemerintah Salvation Front mengecam tindakan yang ditetapkan pemerintah. Penahanan Harouni dilakukan setelah penangkapan pemimpin Partai Enhanda dan penutupan kantornya di Tunis.
"Kami menganggap langkah baru ini sebagai bentuk serangan terhadap demokrasi dan kebebasan di Tunisia," ungkap koalisi Salvation Front.
Pada April lalu, pemimin Partai Enhanda Rached Ghannouchi telah ditahan oleh otoritas Tunisia. Tak hanya itu, sepanjang tahun ini beberapa pejabat partai, seperti Noureddine Bhiri, Riadh Bettaib, Said Ferjani, Sahbi Atigue dan Mohamed Ben Salem ikut ditangkap.
Dilaporkan Reuters, Harouni dan para petinggi Partai Islam Ennahda lainnya dikenal kerap melontarkan kritik kepada rezim Kais Saied yang memimpin Afrika Utara sejak 2021.
Baca Juga: Tunisia Dilanda Gelombang Panas, Suhunya Mencapai 49 Derajat Celsius!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.