TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Tuduh AS Ikut Campur Pemilu Georgia Lewat OSCE

Rusia dukung Partai Georgian Dream

ilustrasi bendera Georgia (facebook.com/sssgeo)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR), pada Rabu (11/9/2024), menuduh Amerika Serikat (AS) akan ikut campur dalam pemilu parlemen di Georgia dengan memanfaatkan Organization for Security and Co-operation in Europe (OSCE) untuk menjalankan kepentingannya. 

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyatakan dukungannya terhadap Georgia yang menolak pengakuan terhadap LGBTQ+. Ia mengapresiasi pemerintah Georgia yang mampu bertahan dari pengaruh Barat dan menjaga identitas tradisionalnya. 

1. OSCE diklaim akan menyatakan pemilu di Georgia tidak adil dan bebas

SVR menyebut bahwa Kementerian Luar Negeri AS sudah mempersiapkan alat baru untuk memuluskan jalannya dalam mengintervensi pemilu parlementer di Georgia dan melengserkan Partai Georgian Dream. 

"Mereka berusaha mencegah kemenangan Partai Georgian Dream yang saat ini tidak diinginkan oleh Washington. Maka dari itu, AS setuju bekerja sama dengan pemimpin OSCE/ODIHR yang ditempatkan di Georgia," terangnya, dikutip Civil.

"Rencana OSCE sudah dipublikasikan dalam laporan sementara 10-20 hari sebelum berlangsungnya pemilu dengan sebuah konklusi tidak ada kondisi yang bebas dan adil dalam pemilu di Georgia. Konklusi tersebut akan disampaikan dengan hasil proses tidak sejalan dengan norma demokrasi," sambungnya. 

Intelijen Rusia menambahkan, AS akan memberikan alasan kepada partai oposisi pro-Barat untuk melancarkan demonstrasi besar-besaran dengan tujuan melengserkan pemerintahan yang dipegang Georgian Dream secara paksa. 

Baca Juga: AS Tuduh Iran Kirim Rudal Balistik ke Rusia untuk Perang di Ukraina

2. Ivanishvili dinominasikan Partai Georgian Dream dalam pemilu parlementer

Sehari sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Georgia Irakli Kobakhidze sudah mengumumkan 20 kandidat dari Partai Georgian Dream yang akan maju dalam pemilu parlementer pada Oktober mendatang. Salah satu kandidat utamanya adalah sosok oligarki, Bidzina Ivanishvili. 

Melansir dari RFE/RL, penunjukkan Ivanishvili ini menjadi yang pertama kali dilakukan dalam 12 tahun kepemimpinan Partai Georgian Dream. Pendiri partai itu sebelumnya pernah menjabat sebagai PM Georgia pada 2012-2013. 

Meski tidak menjabat di pemerintahan, Ivanishvili sebagai pemimpin Partai Georgian Dream disebut memiliki peran besar dalam krisis politik di Georgia. Ia juga menjadi sosok yang mendorong disahkannya Undang-Undang (UU) anti-agen asing yang mengikuti hukum di Rusia. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya