TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Pindahkan Pasukannya di Burkina Faso ke Kursk Ukraina

Diperintahkan untuk membantu melawan Ukraina

Konvoi kendaraan militer Rusia. (facebook.com/mod.mil.rus)

Jakarta, IDN Times - Pasukan paramiliter Rusia di Burkina Faso yang dikenal dengan nama Brigade Bear, pada Kamis (29/8/2024), disebut telah diperintahkan untuk kembali ke negaranya. Mereka disebut kembali ke Rusia untuk operasi di Kursk Oblast demi mengadang inkursi Ukraina. 

Pasukan paramiliter Rusia tersebut diketahui diterjunkan di negara Afrika Barat itu sejak Mei 2024. Mereka memiliki tanggung jawab untuk menjaga keamanan pejabat tinggi Burkina Faso, termasuk Presiden Ibrahim Traore.   

1. Sebanyak 100 pasukan ditarik dari Burkina Faso

Penarikan Brigade Bear ini sudah diumumkan sejak 2 hari yang lalu dengan tujuan melancarkan aksi balasan melawan tentara Ukraina di Kursk. Berdasarkan informasi di salah satu akun Telegram, 100 dari 300 pasukan akan dipulangkan ke Rusia. 

"Ketika musuh datang ke dalam teritori Rusia, semua tentara Rusia akan melupakan mengenai masalah internal dan bersatu melawan musuh bersama," tutur Komandan Brigade Bear, Viktor Yermaloev alias Jedi, dikutip Le Monde.

"Mempertahankan teritori negara melawan agresi Ukraina adalah tugas utama kami. Namun, saya akan kembali ke Afrika segera setelah kami telah menyelesaikan seluruh pekerjaan kami di Rusia," tambahnya. 

Sementara itu, Yermolaev menekankan bahwa pasukannya memiliki markas utama di Perevalne, Krimea. Namun, ia mengungkapkan, pasukannya tidak memiliki hubungan apapun dengan Kementerian Pertahanan Rusia. 

Baca Juga: Eks Pejabat Pertahanan Rusia Ditangkap karena Kasus Penipuan

2. Diklaim berdampak pada pengamanan pejabat di Burkina Faso

Presiden Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traore. (twitter.com/presidencebf)

Peneliti Institute for Strategic Research Military School (IRSEM), Maxime Audinet, mengungkapkan bahwa penarikan pasukan Brigade Bear akan berdampak pada kurangnya pasukan pengamanan. 

"Peran dari penjagaan keamanan dari pasukan paramiliter ini sangat besar dan tentu akan berdampak pada kurangnya pasukan di IRSEM. Keputusan ini juga akan melemahkan keamanan rezim junta militer di Burkina Faso," terangnya, dilansir RFI

Di sisi lain, Konsultan Strategi Militer, Jabir Toure, percaya bahwa pengumuman penarikan pasukan ini tidak akan berdampak besar terhadap keamanan rezim militer di Burkina Faso. 

"Meskipun jika pasuakn tersebut ditarik dari Burkina Faso, terdapat sebanyak 200 orang yang tidak ikut melawan teroris, tapi melakukan penjagaan terhadap pejabat tinggi di rezim militer. Saya pikir 200 orang sudah cukup," sambungnya. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya