TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Peringatkan Barat Konsekuensi jika Ganggu Belarus

Didorong ketegangan Belarus-Ukraina

proses pembangunan tembok perbatasan Ukraina-Belarus (twitter.com/Gerashchenko_en)

Intinya Sih...

  • Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan Ukraina dan negara Barat untuk tidak mengganggu Belarus.
  • Rusia khawatir akan aktivitas provokatif di perbatasan Belarus oleh pasukan Ukraina.
  • Presiden Belarus berniat meningkatkan hubungan dengan Republik Rakyat Donetsk (RRD) dan Ukraina, namun Ukraina merasa diperlakukan buruk oleh Belarus.

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia memperingatkan Ukraina dan negara-negara Barat untuk tidak mengganggu Belarus. Dalam pernyataan pada Jumat (20/9/2024), Moskow mengungkapkan akan ada konsekuensi besar jika berani mengganggu sekutunya di Eropa. 

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Belarus-Ukraina terus memanas menyusul inkursi di Kursk Oblast, Rusia. Minsk terus meningkatkan penjagaan dan menumpuk pasukan di perbatasan usai menuding drone Ukraina masuk ke dalam teritori negaranya.

Baca Juga: Belarus Tembak Jatuh Drone Rusia yang Masuk Negaranya

1. Klaim Ukraina dan Barat terus memprovokasi Belarus

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. (x.com/mfa_russia)

Juru bicara Kemlu Rusia Maria Zakharova mengatakan Rusia khawatir akan aktivitas provokativ yang di perbatasan Belarus. Ia mengklaim Barat dan Ukraina terus berusaha meningkatkan eskalasi di kawasan. 

"Kami memperhatikan informasi yang diterima mengenai intensifikasi aktivitas yang dilakukan oleh pasukan Ukraina di perbatasan Belarus. Kami melihat fakta ini dengan mata kami sendiri dan mengkhawatirkan adanya upaya Ukraina untuk menggunakan drone dan mengirimkan teroris ke Belarus," terangnya, dikutip Reuters.

Ia menambahkan, Rusia dan Belarus adalah bagian dari Union State yang akan menjaga perbatasan dan pertahanan bersama-sama. Ia juga memperingatkan bahwa Belarus sudah memiliki senajta nuklir taktis dari Rusia. 

"Secara praktikal, implementasi dari segala skenario agresif kepada Minsk adalah sebuah kesalahan besar yang dapat berujung pada konsekuensi besar tidak hanya untuk Ukraina, tapi juga seluruh pendukungnya," tambahnya. 

2. Lukashenko mengaku ingin berhubungan baik dengan Ukraina

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke Teheran, Minggu (12/3/2023). (twitter.com/Iran_GOV)

Pada hari yang sama, Presiden Belarus Alexander Lukashenko sudah mengadakan pertemuan dengan pemimpin Republik Rakyat Donetsk (RRD), Denis Pushilin di Minsk. Ia mengaku berniat meningkatkan hubungan dengan Donetsk dan Ukraina. 

"Kami sudah diperingatkan Barat jika Belarus bekerja sama dengan RRD, maka situasi dengan Ukraina akan memburuk. Namun, bukan ini maksudnya. Kami siap bekerja sama dengan Ukraina, seperti halnya bekerja sama dengan Republik Rakyat Donetsk," terangnya, dilansir Belta

"Kami sudah menampung anak-anak Ukraina dan mereka sangat bahagia. Namun, Kiev justru memperlakukan kami dengan buruk dan menuding kami menculik anak-anak Ukraina. Maka, saya mengatakan kepada Ukraina dan Amerika Serikat (AS): silakan datang dan temukan salah satu anak yang diculik. Ini berbanding terbalik dengan prinsip kami," sambungnya. 

Baca Juga: Rusia dan Ukraina Saling Tukar 103 Tahanan Perang

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya