TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kongo Minta Pasukan PBB Usir Tentara Rwanda

Panaskan tensi RD Kongo-Rwanda

ilustrasi bendera RD Kongo (pexels.com/aboodi)

Intinya Sih...

  • Menteri Luar Negeri RD Kongo meminta pasukan PBB bertahan di negaranya.
  • PBB ungkap terdapat 3-4 ribu tentara Rwanda beroperasi di Provinsi Kivu Utara.
  • Lebih dari 7 juta penduduk di timur RD Kongo terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan nyawanya.

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Demokratik Kongo, Therese Kayikwamba Wagner, meminta agar pasukan penjaga perdamaian PBB tidak ditarik. Ia menyebut bahwa situasi di bagian timur negaranya masih belum kondusif imbas adanya tentara Rwanda

Dalam beberapa bulan terakhir, RD Kongo dan Rwanda terus terlibat ketegangan dan saling tuding terkait instabilitas di Provinsi Kivu Utara yang kian memburuk. Bahkan, Kinsahsa menuduh Kigali sengaja mendukung kelompok pemberontak M23 yang beroperasi di timur RD Kongo. 

Baca Juga: Kongo Hukum Mati 25 Tentaranya karena Desersi

1. Berharap pasukan PBB tetap bertahan di RD Kongo

Pada Minggu (14/7/2024), Kayikwamba Wagner mengungkapkan situasi di timur RD Kongo yang semakin tidak stabil seharunya membuat pasukan penjaga perdamaian PBB bertahan di negaranya. Ia pun menginginkan agar pasukan PBB ikut mengusir tentara Rwanda di negaranya. 

Dilaporkan Africa News, PBB mengungkapkan terdapat 3 ribu - 4 ribu tentara Rwanda yang beroperasi di Provinsi Kivu Utara. Ribuan pasukan tersebut bahkan disebut ikut melawan tentara Kongo dan memantau operasi dari kelompok pemberontak M23. 

Di sisi lain, M23 menyebut mereka sudah mengambilalih sebagian besar dari Provinsi Kivu Utara dari tangan pemerintah. Aksi mereka pun disebut telah mengakibatkan memburuknya situasi dan menambah panjang krisis kemanusiaan. 

Pemberontak M23 mengklaim bahwa mereka melindungi etnis Tutsi dari ancaman genosida yang dilakukan oleh pemerintah RD Kongo. 

2. Kongo tuduh Rwanda dan M23 langgar gencatan senjata

Pekan lalu, tentara RD Kongo menuding pemberontak M23 dan Rwanda telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan oleh Amerika Serikat (AS) sejak beberapa pekan terakhir. 

"Hanya berselang sepekan, sudah ada laporan kelanjutan pelanggaran yang dilakukan Rwanda dan M23 di Masisi, dekat Goma. Rezim Kigali kembali gagal menghargai perdamaian dan menolak akses kemanusiaan kepada warga setempat," tuturnya. 

Dalam beberapa tahun terakhir, ratusan ribu warga sekitar RD Kongo bagian timur sudah terdampak kekerasan dan berusaha kabur dari serangan pemberontak. 

Sepanjang 2024, sudah ada 416 kasus serangan yang mengakibatkan 1.467 warga sipil di Provinsi Kivu Utara tewas. Bahkan, lebih dari 7 juta penduduk di timur RD Kongo terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan nyawanya. 

Baca Juga: Pekerja Kemanusiaan Jadi Sasaran Serangan di Kongo

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya