Oposisi Georgia Pro-Uni Eropa Bersatu Lawan Partai Penguasa
Relasi Georgia-UE kian merenggang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebanyak enam partai oposisi Georgia, pada Selasa (25/6/2024), menyatakan bersatu untuk melawan partai pemerintahan, Georgian Dream, pada pemilu Oktober mendatang. Mereka menolak keputusan partai penguasa yang justru menjauhkan Georgia dari Uni Eropa (UE).
Setelah disahkannya UU (Undang-Undang) anti-agen asing yang mirip hukum di Rusia, hubungan negara Kaukasus Selatan itu dengan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) terus menegang. Bahkan, AS disebut sudah menjatuhkan sanksi kepada beberapa pejabat di Georgia.
1. Bergabung untuk lengserkan pemerintahan Partai Georgian Dream
Perwakilan enam partai oposisi Georgia yang terdiri dari Girchi More Freedom, Droa, United National Movement (UNM), Ahali, Lelo, dan Strategy Aghmashenebeli bertemu di Brussels, Belgia untuk melengserkan Partai Georgian Dream.
"Persatuan dari gabungan partai oposisi telah berjanji untuk membebaskan negara secara demokratik dan membawa Georgia kembali ke dalam jalan percepatan menuju ke UE," tulis dalam perjanjian, dilansir Politico.
Pemimpin Partai UNM, Tina Bokuchava, mengatakan bahwa perjanjian ini penting untuk bersama-sama melawan dominasi partai pro-Rusia, Georgian Dream yang didirikan oleh Bidzina Ivanishvili.
"Partai ini menggarisbawahi kekhawatiran terkait aksi oligarki Bidzina Ivanishvili dan rakyat yang mengabdi kepada oligarki untuk menghiraukan dasar nilai-nilai demokrasi dan sengaja menghalangi aspirasi Georgia bergabung dengan UE dan NATO," ungkapnya.
Baca Juga: Uni Eropa Sebut Aksesi Keanggotaan Georgia Dibekukan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.