TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Oposisi Eswatini Diracun saat Berada di Afrika Selatan

Diduga diracun pemerintah Eswatini

bendera Eswatini (unsplash.com/aboodi_vm)

Jakarta, IDN Times - Partai oposisi Eswatini, People’s United Democratic Movement (PUDEMO), pada Rabu (25/9/2024), mengatakan bahwa pemimpinnya Mlungisi Makhanya telah diracun ketika berada di Afrika Selatan. Ia sudah dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan intensif. 

Eswatini merupakan satu-satunya negara dengan sistem pemerintahan monarki absolut di Benua Afrika. Bahkan, Raja Mswati III sudah menjabat di negara kecil yang sebelumnya dikenal dengan nama Swaziland itu selama 38 tahun. 

1. Makhanya diracun di rumahnya sendiri

Wakil Presiden PUDEMO, Wandile Dludlu. mengatakan bahwa Makhanya diracun ketika berada di rumahnya sendiri di Pretoria. Ia menyebut ada pemuda yang disuruh untuk memberikan racun dan diduga suruhan dari pemerintah Eswatini. 

"Makhanya diduga diracun pada Selasa pagi di rumahnya sendiri di Pretoria oleh seorang pemuda suruhan pemerintah. Ia langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat kawalan dari polisi Afrika Selatan. Kondisinya saat ini masih kritis tapi sudah stabil," terangnya, dikutip BBC

Dludlu menambahkan, aksi ini merupakan bagian dari rencana pembunuhan kepada Makhanya. Pelaku disebut sudah memberikan racun pestisida yang dikenal sangat berbahaya. 

"Kami sangat berharap Makhanya dapat bertahan di tengah situasi kritis ini. Aksi ini merupakan sebuah percobaan pembunuhan kepada pemimpin partai kami," tambahnya.

Baca Juga: Mpox di Afrika Nyaris Tembus 30 Ribu Kasus

2. Pemerintah Eswatini bantah telah meracuni Makhanya

Juru bicara pemerintah Eswatini, Alpheous Nxumalo membantah tuduhan terlibat dalam rencana pembunuhan Makhanya. Ia menekankan bahwa pemerintah tidak pernah mengingikan tewasnya seorang oposisi. 

"Pemerintah Eswatini, melalui aparat penegak hukum selalu menaati kode etik dan profesionalisme dalam bekerja. Maka dari itu, aparat kami akan menangkap terduga pelaku kriminal dalam keadaan hidup, tidak mati," ungkap Nxumalo. 

Mendengar kabar ini, komunitas warga Eswatini yang tinggal di Afrika Selatan atau Swaziland Solidarity Network (SSN) ikut mengecam serangan tersebut dan menekankan bahwa serangan kepada Makhanya jelas sebuah rencana pembunuhan. 

Pada saat yang sama, partai PUDEMO sudah meminta dukungan internasional untuk memastikan keamanan Makhanya beserta seluruh keluarganya selama mendapat perawatan intensif di rumah sakit. 

3. Makhanya diracun saat merencanakan demonstrasi anti-pemerintah Eswatini

Dugaan Makhanya diracuni muncul di tengah panasnya rencana penyelenggaraan demonstrasi bulan depan. Ia bersama beberapa partai politik di Afrika Selatan, termasuk Economic Freedom Fighters, berencana mengadakan demo menentang opresif rezim Mswati. 

Melansir Associated Press, aksi kepada Makhanya bukan satu-satu kekerasan politik di Eswatini, aktivis penegak hak asasi manusia (HAM) dan anggota PUDEMO, Thulani Maseko ditembak di depan rumahnya sendiri pada tahun lalu. Pembunuhan ini diduga dilandasi motif politik dan melibatkan pemerintah Eswatini. 

Sejak 1970, partai politik oposisi sudah dilarang beroperasi di Eswatini. Meski kini beberapa partai oposisi sudah diperbolehkan beroperasi, tapi mereka tidak diperbolehkan ikut dalam pemilu parlementer. Selama ini, Raja Mswati III yang menunjuk perdana menteri, anggota parlemen dan hampir semua pejabat lainnya. 

Baca Juga: 5 Fakta Kura-kura Helm Afrika, Mengubur Diri Ketika Musim Panas

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya