TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

#NW Presiden Senegal Diberi Mandat Damaikan ECOWAS dan AES

ECOWAS berupaya selesaikan masalah dengan AES

Presiden Senegal, Bassirou Diomaye Faye saat bertemu dengan Presiden Burkina Faso, Kapten Ibrahim Traoré di Ouagadougou, Kamis (30/5/2024). (x.com/PR_Senegal)

Intinya Sih...

  • ECOWAS menunjuk Presiden Senegal sebagai penengah dengan AES untuk mengurangi ketegangan.
  • Presiden Komisi ECOWAS menyatakan kekecewaan atas kurangnya progres rekonsiliasi dengan negara pimpinan junta militer di Afrika Barat.
  • Pada KTT pertama AES, Presiden Burkina Faso kritik perbudakan di rumahnya dan Presiden Niger menyatakan penolakan bergabung dengan ECOWAS.

Jakarta, IDN Times - Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat atau Economic Community of West African States (ECOWAS) menunjuk Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye sebagai penengah bloknya dengan AES (Alliance des États du Sahel) pada Selasa (9/7/2024). Langkah ini untuk meminimalisir ketegangan dengan negara-negara pimpinan junta militer, meliputi Niger, Mali, dan Burkina Faso. 

Pada akhir Mei, Presiden Diomaye Faye sudah mengadakan kunjungan kenegaraan ke Mali dan Burkina Faso. Keputusan itu sebagai inisiatif dalam menurunkan ketegangan ECOWAS dengan negara pimpinan junta militer di Afrika Barat. 

Baca Juga: ECOWAS Cabut Sanksi kepada Guinea, Niger dan Mali

1. Presiden Faye ingin mengubah pendekatan lama ECOWAS

Presiden Senegal, Bassirou Diomaye Faye. (twitter.com/PR_Senegal)

Presiden Komisi ECOWAS, Omar Alieu Touray mengatakan bahwa Presiden Senegal Bassirou Diomaye Faye punya kapabilitas menjadi seorang fasilitator antara bloknya dengan tiga negara anggota AES. 

"Ketiga negara yang terdampak kudeta militer sudah mendeklarasikan KTT pertamanya setelah menyatakan akan keluar dari ECOWAS. Ini pertama kalinya dalam hampir 50 tahun ECOWAS kehilangan beberapa anggotanya dengan cara seperti ini," ungkapnya, dikutip Africa News

Sementara itu, Faye mengatakan bahwa ECOWAS harus mengubah pendekatan lamanya yang sudah usang. Tak hanya dirinya, Presiden Togo Faure Gnassingbe juga ditunjuk untuk menjadi penengah antara ECOWAS dan AES. 

"Kami tidak dapat berdiri di sini saja tanpa memiliki tujuan yang jelas sebagai blok negara-negara Afrika Barat," tutur Faye. 

2. ECOWAS akui kurangnya progres rekonsiliasi dengan AES

Touray mengaku kecewa atas kurangnya progres rekonsiliasi dengan negara-negara pimpinan junta militer di Afrika Barat. Ia pun menginginkan adanya upaya lebih besar dalam rekonsiliasi dengan AES. 

"Kami menyatakan kekecewaan dengan kurangnya progres keterlibatan dengan otoritas Burkina Faso, Mali, dan Niger. Kami menginstruksikan agar Presiden Komisi untuk memfasilitasi pendekatan yang lebih kuat," terangnya, dikutip Reuters

"Ini adalah periode terburuk blok ini dalam beberapa tahun terakhir. Blok kita menghadapi risiko disintegrasi. Ketika Anda meninggalakan kesepakatan, Anda jelas tidak menjadi bagian darinya. Jika ini mengenai perdagangan bebas, kebebasan pergerakan manusia, dan risiko kehilangan keuntungan akan tetap berlaku," sambungnya. 

Touray memperingatkan bahwa ECOWAS kemungkinan akan menangguhkan keanggotaan tiga negara tersebut jika tidak kembali ikut perundingan. Ia menambahkan ini akan berdampak besar, terutama kepada warganya. 

Baca Juga: Senegal Berupaya Jadi Penengah Mali-Burkina Faso dan ECOWAS

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya