TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Moldova Blokir Situs Media Rusia yang Sebarkan Propaganda

Diblokir menjelang pilpres dan referendum Uni Eropa

bendera Moldova (unsplash.com/thecyclichedgehog)

Jakarta, IDN Times - Badan Intelijen Moldova (SIS), pada Kamis (26/9/2024), memblokir sejumlah situs yang beroperasi di negaranya. Pemblokiran ini semakin gencar menjelang pilpres Moldova dan referendum Uni Eropa (UE) yang akan diselenggarakan pada 20 Oktober. 

Dalam beberapa bulan terakhir, hubungan Rusia-Moldova masih memanas di tengah dugaan spionase. Sebulan lalu, Chisinau sudah mengusir seorang diplomat Kedutaan Besar Rusia dan menangkap dua eks pejabat pemerintahan Moldova yang diduga jadi mata-mata. 

1. Situs diduga menyebarkan propaganda Rusia

SIS memerintahkan sejumlah penyedia layanan internet di Moldova untuk memblokir enam situs yang mayoritas berasal dari Rusia. Bahkan, salah satunya adalah situs media besar milik pemerintah Rusia, RIA Novosti, Ria.ru. 

Melansir RFE/RL, terdapat pula situs Nuacum.eu, yang selama ini digambarkan sebagai pergerakan Nu. Nu Acum. Laman tersebut diketahui sudah menyebarkan propaganda untuk mengajak warga menolak rencana bergabung dengan UE dalam referendum yang digerakkan oleh mantan Menteri Ekonomi Moldova, Octavian Calmic. 

Menjelang pemilu lokal pada tahun lalu, SIS sudah memerintahkan pemblokiran belasan situs berbahasa Rusia yang disebut menyebarkan propaganda dan mengancam ranah berita di Moldova.

Sementara itu, sejumlah pakar mengatakan pemblokiran DNS yang dilakukan oleh pemerintah Moldova disebut tidak efisien dalam menanggulangi penyebaran berita bohong dan propaganda Rusia. 

Baca Juga: Jerman Akan Bantu Moldova Masuk ke Uni Eropa

2. Partai milik Ilan Shor dilarang ikut referendum UE

Politikus pro-Rusia di Moldova, Ilan Shor. (facebook.com/ilanshorofficial)

Pada Selasa (24/9/2024), Mahkamah Agung Moldova menangguhkan keputusan Komisi Pemilihan Pusat (CEC) untuk menolak partisipasi Partai Victory dalam kampanye dan mengikuti referendum UE bulan depan. 

CEC sudah meminta Partai Victory memberikan dokumen mengenai komposisi di dalam partainya. Partai itu juga diminta memberikan daftar anggotanya dalam pertemuan Dewan Politik Nasional untuk menentukan partainya layak ikut dalam referendum atau tidak. 

Sebagai informasi, Partai Victory, Partai Renaissance, Partai Chance, dan Partai Alternative and Salvation Force of Moldova merupakan partai-partai pro-Rusia yang berada di bawah kontrol Ilan Shor, dilansir Balkan Insight.

Sementara itu, Shor merupakan politikus dan pebisnis Moldova yang sudah dihukum 15 tahun penjara atas kasus pengambilan uang dari beberapa bank di Moldova. Ia disebut sudah mengasingkan diri di Israel. 

3. Gereja Ortodoks Moldova diduga dorong pengikutnya menolak bergabung ke UE

Gereja Ortodoks Rusia di Rostov. (unsplash.com/christianw)

Pemuka agama dari Gereja Ortodoks Moldova cabang Rumania menuding bahwa Gereja Ortodoks Moldova di bawah Rusia sudah mendorong kampanye menolak referendum Moldova bergabung dalam UE. 

Melansir Reuters, mayoritas pemuka agama Gereja Ortodoks Moldova berada di bawah Rusia. Namun, beberapa di antaranya sudah beralih ke cabang minoritas Rumania, terutama setelah dukungan Gereja Ortodoks Rusia terhadap invasi Rusia ke Ukraina. 

Sementara itu, lebih dari 90 persen warga Moldova menganut kepercayaan Kristen Ortodoks yang bisa berdampak besar pada hasil pilpres dan referendum untuk bergabung ke UE pada 20 Oktober nanti. 

Sudah ada 11 kandidat yang akan berkompetisi di pilpres Moldova, termasuk calon petahana Presiden Maia Sandu yang berniat melanjutkan pemerintahannya. Pemimpin pro-Barat itu memiliki elektabilitas tertinggi dibanding 10 lawannya. 

Baca Juga: Tentara Ukraina yang Kabur Ditembak di Perbatasan Moldova

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya