Mali Putus Hubungan dengan Ukraina imbas Klaim Bantu Pemberontak
Nigeria ingatkan Ukraina untuk tidak intervensi negara lain
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Mali, pada Minggu (4/8/2024), mengakhiri hubungan diplomatik dengan Ukraina, menyusul pernyataan Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR) yang mengaku telah memberikan informasi kepada pemberontak Strategic Framework for the Defense of the People of Azawad (CSP-DPA).
Usai dilanda kudeta militer pada 2021, Mali berpaling dari Barat dan meminta bantuan pasukan pembunuh bayaran Rusia, Wagner, melawan pemberontak dan teroris di negaranya. Mali juga sudah membentuk aliansi pertahanan bersama Niger dan Burkina Faso.
1. Kecam bantuan Ukraina kepada pemberontak CSP-DPA
Juru bicara pemerintah militer Mali, Abdoulaye Maiga mengatakan, keputusan Mali untuk memutus hubungan diplomatik dengan Ukraina ini bersifat langsung setelah adanya video pengakuan bekerja sama dengan pemberontak.
"Pemerintah transisi Republik Mali mengecam buruknya otoritas Ukraina yang tidak menganggap Mali, yang selalu mengajak menyelesaikan krisis antara Rusia dan Ukraina," tegasnya, dikutip CNN.
"Aksi Ukraina ini telah melanggar kedaulatan Mali dan melangkah jauh hingga melampaui cakupan intervensi asing karena memberikan dukungan beserta bantuan kepada organisasi terorisme internasional," tambahnya.
Informasi yang diberikan HUR kepada pemberontak diduga mengakibatkan penyergapan kepada tentara Mali dan pasukan Wagner. Bahkan, serangan itu disebut sebagai kekalahan terbesar Wagner di Afrika.
Baca Juga: Ukraina Disebut Bantu Pemberontak Tuareg Lawan Wagner di Mali
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.