TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kazakhstan Protes Belarus soal Pernyataan Lukashenko

Tepis kritikan dari Lukashenko

bendera Kazakhstan (unsplash.com/vladuken)

Intinya Sih...

  • Kementerian Luar Negeri Kazakhstan memanggil Duta Besar Belarus sebagai protes atas komentar Lukashenko yang menyinggung
  • Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan menyatakan kekhawatirannya terhadap pernyataan Lukashenko yang merugikan negaranya
  • Kazakhstan ingin penyelesaian perselisihan antar-negara lewat jalur politik dan diplomatik serta menjunjung perdamaian sesuai Piagam PBB

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri Kazakhstan, pada Kamis (22/8/2024), memanggil Duta Besar Belarus, Paval Utsyupin, di Astana. Langkah ini sebagai bentuk protes atas komentar menyinggung dari Presiden Belarus, Alexander Lukashenko. 

Sehari sebelumnya, komentar Lukashenko di media Rusia sudah menyulut kemarahan publik Armenia. Bahkan, Kantor Kedutaan Besar Belarus di Yerevan dilempari telur dan tomat oleh kelompok pro-Barat dan mendesak pemerintah memutus relasi dengan Belarus.  

1. Klaim Kazakhstan menjunjung perdamaian

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev. (twitter.com/TokayevKZ)

Dalam pertemuannya dengan Dubes Utyupin, Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan, Murat Nurtleu, mengungkapkan kekhawatirannya mengenai pernyataan Lukashenko yang menyudutkan negaranya. 

"Kazakhstan menginginkan keseimbangan dan kebijakan luar negeri yang menjunjung perdamaian sesuai dengan Piagam PBB dan norma-norma fundamental hukum internasional," tegasnya, dikutip The Times of Central Asia.

"Negara kami percaya bahwa semua perselisihan antar-negara seharusnya dapat diselesaikan lewat jalur politik dan diplomatik. Dalam situasi geopolitik saat ini, arah kebijakan luar negeri yang dibangun oleh pemimpin kami sudah terbukti efektif," tandasnya. 

Baca Juga: Armenia Tolak Tuduhan Rusia soal Sabotase Upaya Perdamaian

2. Lukashenko sebut Kazakhstan menolak membantu Rusia

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke Teheran, Minggu (12/3/2023). (twitter.com/Iran_GOV)

Presiden Lukashenko mengungkapkan bahwa beberapa negara pecahan Uni Soviet memiliki hubungan yang tidak adil dengan Rusia. Ia pun menyinggung soal demonstrasi besar di Kazakhstan pada Januari 2022 dan masuknya tentara CSTO untuk membantu. 

"Kita harus bersama. Ketika ada saatnya Rusia meminta bantuan. Tidak ada yang datang untuk membantu. Ketika situasi genting terjadi di Kazakhstan, siapa yang memberikan bantuan? China, India, Pakistan? Tidak. Mereka meminta bantuan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin. Dan kami mengirimkan pasukan (CSTO) ke sana," tutur Lukashenko, dilansir RFE/RL

Sejak berada di bawah pimpinan Presiden Qasym-Zhomart Tokayev, Kazakhstan mulai merubah arah kebijakannya. Negara Asia Tengah itu mulai mengadopsi penjaminan hukum dan berupaya netral terkait dengan konflik Rusia-Ukraina

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya