Hungaria Tuntut Kompensasi Uni Eropa soal Penjagaan Perbatasan
Klaim Schengen akan kolaps tanpa Hungaria
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kepala Kantor Perdana Menteri Hungaria Gergely Gulyas, pada Kamis (12/9/2024), menuntut kompensasi Uni Eropa (UE) terkait penjagaan masuknya migran ilegal di perbatasan terluar. Ia mengklaim Hungaria sudah berperan besar mengadang migran ke negara-negara UE.
Dalam beberapa tahun terakhir, Hungaria menjadi salah satu negara yang vokal terkait masalah migran. Negara itu bahkan menolak kebijakan migran baru di UE yang mengharuskan semua negara anggota berbagi rata dalam menampung migran dan pencari suaka.
1. Tuntut Uni Eropa bayar kompensasi sebesar Rp34 triliun
Gulyas mengungkapkan bahwa UE belum membayarkan sama sekali kompensasi untuk mengadang migran ilegal yang hendak masuk ke dalam Zona Schengen.
"Negara-negara lain yang melindungi perbatasan terluar sudah mendapatkan kompensasi parsial atau penuh. Sedangkan Hungaria sudah mengeluarkan 2 miliar euro (Rp34 triliun) dalam melindungi perbatasan Zona Schengen dalam beberapa tahun terakhir dan belum menerima kompensasi," tuturnya, dikutip The Budapest Times.
Ia mengingatkan UE bahwa pada 2015 Perdana Menteri (PM) Viktor Orban sudah memperingatkan ancaman kolapsnya Schengen imbas migrasi. Ia mendesak penerapan hukum komunitas agar negara terluar dapat melindungi perbatasan secara efektif.
"Migrasi dan Jerman sudah berusaha merusak Zona Schengen. Kami memperingatkan bahwa kebebasan bepergian dan pasar bebas UE terancam karena Hungaria tidak mau mendengarkan lagi," tambahnya.
Baca Juga: WHO Evakuasi 97 Pasien dari Jalur Gaza ke Uni Emirat Arab
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.