TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Burkina Faso Klaim Sukses Cegah Kudeta di Negaranya

Tuding pelaku mendapat bantuan dari intelijen Barat

Orang yang membawa bendera Burkina Faso. twitter.com/andreflahaut/

Intinya Sih...

  • Menteri Keamanan Burkina Faso mencegah rencana kudeta yang didukung intelijen Barat.
  • Rencana kudeta melibatkan gabungan warga sipil, personel militer, dan mantan pejabat militer Burkina Faso.
  • HRW memperingatkan peningkatan serangan teroris Islamis di Burkina Faso dan Rusia membantu pertahanan negara tersebut.

Jakarta, IDN Times - Menteri Keamanan Burkina Faso, Mahamadou Sana, pada Selasa (24/9/2024) mengaku berhasil mencegah rencana kudeta di negaranya. Ia menyebut rencana kudeta tersebut mendapat dukungan dari intelijen negara-negara Barat. 

Sebulan lalu, pemerintah Burkina Faso sudah mengatakan adanya percobaan kudeta untuk menggulingkan junta militer. Percobaan kudeta tersebut diklaim menjadi yang keempat terjadi di negara Afrika Barat sejak berada di bawah otoritas junta militer. 

1. Sebut warga Burkina Faso di luar negeri ikut terlibat

Sana mengatakan, rencana kudeta tersebut melibatkan gabungan warga sipil, personel militer, dan mantan pejabat militer Burkina Faso. Warga Burkina Faso tersebut diketahui menetap di negara tetangga, seperti Pantai Gading, Ghana, dan Nigeria. 

Dilansir APA News, salah satu sosok yang terlibat dalam rencana kudeta tersebut adalah mantan Panglima Militer Burkina Faso Paul-Henri Damiba. Selain itu, terdapat beberapa sosok terkenal, seperti mantan menteri, jurnalis, dan eks anggota parlemen. 

Ia menambahkan, otoritas keamanan sudah menangkap sejumlah individu yang sebagai bagian dari upaya meringkus jaringan kelompok yang mendorong kudeta di Burkina Faso. 

Sejumlah orang yang ditangkap disebut akan diinterogasi untuk menggali informasi soal rencana penggulingan pemerintahan. Militer Burkina Faso juga mengklaim kelompok itu punya hubungan dengan teroris yang menyerang warga sipil. 

Baca Juga: Lebanon Dibom, Aktivis AS Protes Dukungan Washington terhadap Israel

2. HRW sebut kelompok jihadis meneror warga sipil di Burkina Faso

Pekan lalu, Human Rights Watch (HRW) memperingatkan peningkatan serangan teroris Islamis terhadap warga sipil di Burkina Faso. Mereka disebut telah membunuh warga sipil dan penganut agama Kristiani. 

Sejak Februari 2024, HRW menyebut sudah ada 128 orang tewas di seluruh Burkina Faso akibat serangan teroris. Aksi tersebut sudah melanggar hukum kemanusiaan internasional dan masuk dalam kejahatan perang. 

"Kami sudah melihat lonjakan kekerasan dari kelompok Islamis di Burkina Faso. Mereka telah membunuh warga sipil, penganut agama lain, dan memaksanya pergi. Kami mendesak para pemimpin kelompok Islamis segera menghentikan serangan kepada warga sipil," terangnya, dikutip Africa News.

Sudah ada dua kelompok Islamis utama yang punya hubungan dengan Al-Qaeda di Burkina Faso. Keduanya adalah Support of Islam dan Muslims dan Islamic State (IS) yang menguasai sejumlah area dan berperang dengan tentara Burkina Faso sejak 2016. 

3. Burkina Faso bergantung pada Rusia di bidang pertahanan

Sebulan lalu, Menteri Pertahanan dan Veteran Burkina Faso Kassoum Coulibaly sempat mengatakan bahwa negaranya sudah meminta bantuan Rusia di bidang pertahanan. 

"Kami menekankan bahwa seluruh negara Afrika harus mengamankan teritorinya sendiri. Tidak ada yang memberikan pengamanan lebih baik dari kami sendiri. Namun, Rusia dapat membantu kami dan kami bergantung di beberapa area," terangnya, dilansir Tass

"Kami akan terdampak jika tentara Rusia datang ke sini ketika kami memiliki tangan, otak, dan kapabilitas untuk melakukannya. Kami mungkin kurang dalam pengetahuan, kami mungkin kurang dalam peralatan. Biarkan mereka masuk dan membantu kami. Namun, kami tidak ingin siapapun mengambilalih keududukan kami," sambungnya. 

Pada akhir Agustus, Rusia disebut sudah memindahkan 100 dari 300 pasukan Brigade Bear dari Burkina Faso. Mereka diduga dipulangkan untuk membantu melawan pasukan Ukraina yang masuk ke Kursk Oblast. 

Baca Juga: Lebanon Sebut Serangan Israel di Negaranya adalah Pembantaian

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya