TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Brasil Usulkan Pemilu Ulang di Venezuela

Belum akui Maduro sebagai pemenang pilpres

Presiden Brasil, Lula da Silva ketika sampai di Lisbon, Portugal, Jumat (21/4/2023). (twitter.com/LulaOficial)

Jakarta, IDN Times - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, pada Kamis (15/8/2024), mengusulkan pemilu ulang di Venezuela. Ia menyebut bahwa Dewan Elektoral Nasional Venezuela (CNE) tak kunjung memublikasikan hasil perolehan suara hingga menitnya. 

Brasil bersama Meksiko dan Kolombia terus berupaya mencari jalan tengah menyelesaikan krisis politik di Venezuela usai pilpres pada akhir Juli. Namun, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan pemimpin oposisi terus mengklaim kemenangannya dan menolak mengalah. 

1. Lula mengakui hubungan Brasil-Venezuela retak

Lula mengatakan bahwa Maduro memiliki utang kepada rakyat Venezuela dan dunia untuk memublikasikan hasil pilpres. Ia pun mengaku masih belum mengakui Maduro sebagai presiden terpilih di Venezuela. 

"Saya belum mengakui kemenangan Maduro dan menyarankan rezim untuk mengorganisir pemilu ulang. Maduro masih punya waktu 6 bulan lagi di pemerintahan. Dia masih jadi presiden tak peduli hasil pemilu kemarin. Jika ia punya perasaan yang baik, dia harus berusaha memanggil rakyat Venezuela atau menyerukan pemilu ulang yang adil bagi seluruh kandidat dan membiarkan pengawas internasional masuk," terangnya. 

Dilansir Mercopress, Lula pun mengakui bahwa hubungan diplomatik Brasil-Venezuela retak di tengah krisis politik di Venezuela. 

"Saya sudah berhubungan dengan Venezuela sejak menjabat sebagai presiden pada 2002. Saya memiliki relasi dengan Hugo Chavez dan hubungan itu rusak karena situasi politik yang terus memburuk di Venezuela," tekannya. 

Baca Juga: AS Bantah Klaim Berikan Amnesti kepada Maduro

2. Meksiko tidak mendukung pemilu ulang di Venezuela

Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador. instagram.com/lopezobrador/

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador (AMLO) tidak mendukung ide dari Presiden Lula mengenai penyelenggaraan pemilu ulang di Venezuela. 

"Mari kita lihat bagaimana Kejaksaan Venezuela menentukan ini semua. Saya tidak berpikir keputusan dari luar, dari kami sebagai pemerintah luar negeri untuk memberikan opini terkait sesuatu yang harus diselesaikan oleh rakyat Venezuela," ungkapnya. 

"Kita harus menunggu CNE menentukan, kami akan beraksi dengan bijak. Dari awal kasus ini sudah dilihat sebagai sesuatu yang tidak jelas. Dalam konstitusi di Meksiko juga melarang ikut campur urusan dalam negeri negara lain," sambungnya. 

Di sisi lain, Presiden Kolombia Gustavo Petro mengusulkan beberapa ide dan mendukung penyelesaikan krisis politik di Venezuela melalui penyelenggaraan pemilu baru yang bebas dan adil. Ia pun menyerukan proses transisi pemerintahan. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya